Kamis, 26 September 2013

Dirgahayu Hari Agraria, Selamat Hari Tani 2013





¤
¤
¤

Dirgahayu Hari Agraria,
Selamat Hari Tani 2013




24 September 2013







Pada masanya (silam)

Di suatu desa di daerah Jawa Barat, pematung kenamaan Rusia bernama Matvel Manizer dan Otto Manizer mendengar sebuah cerita atau kisah legenda mengenai seorang ibu yang mengantarkan anak lelakinya berangkat menuju ke medan perang. Untuk mendorong semangat dan keberanian sang anak agar bertekad memenangkan perjuangan, dan juga agar selalu ingat akan orang tua dan tanah airnya, maka sang bunda memberikan bekal nasi kepada anak laki-lakinya. Begitulah kisah yang mereka dengar dari rakyat di kawasan Jawa Barat. Berdasarkan pada cerita tersebut kemudian dibuatlah patung Pahlawan... Tapi, patung ini populernya disebut Patung Tani..! :=)

(Pada masanya pula mertua $BY ingin menurunkan patung ini, ketika ia jabat ketua BP7, karena dianggap berbau komunis: tp Mbah Soe senyum-senyum saja, sehingga hingga kini patung ini tetap tegak)
 











Photo: ¤
¤
¤

Dirgahayu Hari Agraria,
Selamat Hari Tani

Pada masanya (silam)

Di suatu desa di daerah Jawa Barat, pematung kenamaan Rusia bernama Matvel Manizer dan Otto Manizer mendengar sebuah cerita atau kisah legenda mengenai seorang ibu yang mengantarkan anak lelakinya berangkat menuju ke medan perang. Untuk mendorong semangat dan keberanian sang anak agar bertekad memenangkan perjuangan, dan juga agar selalu ingat akan orang tua dan tanah airnya, maka sang bunda memberikan bekal nasi kepada anak laki-lakinya. Begitulah kisah yang mereka dengar dari rakyat di kawasan Jawa Barat. Berdasarkan pada cerita tersebut kemudian dibuatlah patung Pahlawan... Tapi, patung ini populernya disebut Patung Tani..! :=)

(Pada masanya pula mertua $BY ingin menurunkan patung ini, ketika ia jabat ketua BP7, karena dianggap berbau komunis: tp Mbah Soe senyum-senyum saja, sehingga hingga kini patung ini tetap tegak)









---o0o---




Korupsi Benih Bersubsidi, Sudah Lima Bulan Belum ke Meja Hijau









Korupsi Benih Bersubsidi, Sudah Lima Bulan Belum ke Meja Hijau




¤
¤
¤






Korupsi benih Kementan, Kejagung periksa mantan komisaris PT SHS

Lima bukan penyingkapan kasus agar dapat dimejahijaukan oleh Kejagung lelet banget..!



Keterangan foto: Poster 10 April saya (RVT) mutakhirkan pagi ini... Lihat juga info status yang saya unggah 10 April 2013 yl.


Selasa, 24 September 2013 22:18:00

Korupsi benih Kementan, Kejagung periksa mantan komisaris PT SHS

Reporter : Agib Tanjung 


Kejaksaan Agung (Kejagung) telah memeriksa mantan Komisaris PT Sang Hyang Seri (SHS), Memed Gunawan hari ini. Pemeriksaan tersebut terkait dengan mekanisme penyusunan rencana kerja anggaran perusahaan SHS yang diduga mempunyai keterlibatan dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan benih oleh SHS di Kementerian Pertanian beberapa waktu yang lalu.

"Memed Gunawan, Mantan Komisaris PT SHS datang pukul 9 pagi tadi, diperiksa terkait dengan mekanisme penyusunan rencana kerja anggaran perusahaan," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum, Setia Untung Arimuladi, di Kejagung, Jakarta Selatan, Selasa (24/9).

Selain memeriksa Memed, Kejagung juga telah memeriksa saksi lainnya dalam kasus tersebut, yakni Mantan Kepala Biro SPI SHS, Nirwana Junyus. "Yang bersangkutan (Nirwana) diperiksa mengenai temuan-temuan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI) mengenai pelaksanaan penyaluran dan pengadaan benih oleh SHS," ujarnya.

Kejagung juga telah meningkatkan status kasus ini dari penyelidikan ke penyidikan lantaran pada saat penyelidikan ditemukan bukti-bukti permulaan adanya penyalahgunaan dalam proyek tersebut. Bukti tersebut mengenai rekayasa pada proses pelelangan yang memenangkan SHS, biaya pengelolaan cadangan benih nasional sebesar 5 persen dari nilai kontrak yang tidak disalurkan pada kantor regional di daerah, rekayasa penentuan harga komoditi, pengadaan benih program cadangan nasional fiktif.

Selain itu, Kejagung juga menemukan adanya pengadaan benih kedelai fiktif, penggelembungan volume dan harga benih kedelai, serta penyaluran subsidi benih yang tidak sesuai dengan peruntukan.

Sebelumnya pihak Kejagung telah menahan empat orang tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan benih oleh PT SHS di Kementerian Pertanian. Para tersangka yang ditahan itu adalah; mantan Direktur Keuangan dan SDM SHS pada 2008-2011, Rachmat; mantan Direktur Produksi PT SHS tahun 2008-2011, Yohanes Maryadi Padyaatmaja; mantan Direktur Litbang PT SHS tahun 2008-2011, Nizwan Syafaat; dan Dirut PT SHS, Kaharuddin.

Sampai kini, keempat tersangka tersebut ditahan di Rumah Tahanan Salemba Cabang Kejaksaan Agung (Kejagung) selama 20 hari yang dimulai sejak 5 September 2013 sampai 24 September 2013.

(mdk/mtf)

# KASUS KORUPSI 


 

http://m.merdeka.com/peristiwa/korupsi-benih-kementan-kejagung-periksa-mantan-komisaris-pt-shs.html





---o0o---



Kamis, 19 September 2013

Kartel kedele memang ada (per Agustus 2013)













Kartel kedele memang ada 
(per Agustus 2013)





$ Kartel kedele
$ Memang ada
$
$ dua per tiga total kuota
$ impor kedele cuma
$ dipegang 6 PT (persero)

E d a n, dan itulah praktek yang difasilitasi pemerintah
$
$


Esuk Dele Sore Tempe


Kartel Pangan Kriminal, lebih terasa menyengsarakan rakyat daripada Koruptor... Lha, harga-harga pangan mereka atur-atur sesuka mereka... Itu k*ta Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Dr. Muhammad Syarkawi Rauf (foto: kiri). Produksi pangan tidak jelek-jelek amat, ranking-nya dalam produksi pangan dunia, juga kecukupan pangannya terbilang masih dalam 5 besar dunia. Begitu juga perkebunan (hasil, dan ekspornya). Cuma... Parah 'tuh, administrasi pergudangan... Ingat kasus bawang putih? Itu kata Khudhori, anggota Pokja Pakar Badan Ketahanan Pangan (tengah)... Benar terjadi kartel pangan... Pangan impor hanya dialokasi/ kuotakan kepada beberapa perusahaan. Ini kata peneliti Indef, Dr Enny Sri Hartati (kanan). Nah... Itu sebagian kecil rekaman dari Diskusi Kelompok Berfokus (FGD) semacam expert group di lantai 8 Gedung RRI, Jl. Merdeka Barat siang-sore Sabtu 14 September yang lalu.


[Heeeemmm: Esuk Dele Sore Tempe..!]





Hasil FGD dirangkum untuk acara Talkshow interaktif Bincang-Bincang Agribisnis oleh RRI Pro4 disiarkan ke dalam tiga gelombang radio pukul 16.30-17.30.

Pernyataan saya? Tengoklah naskah presentasi saya (di bawah)..



[Heeemmm: Esuk Dele Sore Tempe..!]





Kartel Pangan memang ada... Kasus Karetl Kedelai


Dalam FGD itu saya presentasi makalah bertajuk: kartel pangan (fokus pada komoditi kedelai, gula, daging, jagung dan beras); Sekilas Pengamatan dari sisi produksi


Riza V Tjahjadi. JKKP/ Biotani Bahari Indonesia
RRI Jakarta, Sabtu, 14 September 2013, pukul 10.00-15.30 WIB



[Heeemmm: Esuk Dele Sore Tempe..!]

Impor lima komoditas pangan
Kebutuhan konsumsi nasional dengan nilai potensi kartel pada kebutuhan daging sapi diperkirakan mencapai 340.000 ton nilai atau sekitar Rp340 miliar, daging ayam 1,4 juta ton sekitar Rp1,4 triliun.

Selanjutnya gula sebanyak 4,6 juta ton mencapai Rp4,6 triliun, kedelai 1,6 juta ton Rp1,6 triliun, jagung 2,2 juta ton Rp2,2 triliun, dan beras impor 1,2 juta ton kartelnya diperkirakan mencapai Rp1,2 triliun.


[Heeemmm: Esuk Dele Sore Tempe..!]


Flashback
"We want the flexibility in tariff cuts for four products. This is our position at the WTO talks," Pos M. Hutabarat, directorate general of multilateral cooperation at the ministry told.

The four products are rice, sugar, soybean and corn.

Under the proposed flexibility position, Indonesia can still impose a higher import tariff on the four products, aiming to help protect domestic agribusiness against more competitively priced imported agriculture commodities.

Mrs. Rini Soewandi (Minister of Trade and Industry) has stated this position during the last two informal meetings in Japan and Australia. We hope other member countries can accept our proposal," he said.

According to the current WTO agreement, Indonesia is allowed to impose  higher import tariffs on the four products.

The government currently has an import tariff of only 30 percent on rice, far lower than WTO's bound tariff of 160 percent.

Japan, the sponsor of the recent informal meeting, has import tariffs of  490 percent.

Indonesia applies import tariffs of only IDR 550 to IDR 700 per kilogram on sugar, and zero percent on soybeans and corn.

European countries and the U.S., respectively, impose import tariffs of 240 percent and 150 percent on sugar.

RI calls on WTO for "flexibility" with agriculture tariffs; CPAS,  February 24, 2003).

Proposal RI ke WTO. lalu mengelompok ke dalam G33: Usul; Produk Strategis menjadi Produk khusus. tetapi singkatannya tetap SP. mulai dari KTT  WTO Cancun Meksiko 2003.



[Heeemmm: Esuk Dele Sore Tempe..!]


My Position
Yang paling penting,  beras, gula, dan kedelai, dan JAGUNG, adalah EMPAT KOMODITAS STRATEGIS YANG DIUSULKAN OLEH PEMERINTAH RI untuk dibebaskan dari AoA WTO.

   SAYA MENOLAK, secara kondisional. Dalam beberapa pertemuan umum, termasuk dalam seminarnya IGJ...  (6 Maret 2003, saya diminta sebagai salah seorang pembicara dadakan). Apa artinya? Jika, dikabulkan, MAKA JALAN TOLL semakin lancar dibuat pemerintah (sejak dalam gagasan hingga negosiasi) untuk SEMAKIN MEMPERKUAT TNCs, khususnya untuk komoditas KEDELAI dan JAGUNG... Karena, apa? YANG MENGUASAI PASAR/ dikontrol (BENIH hingga SIAP OLAH) oleh TNCs.

    Pernyataan serupa juga tercantum di dalam makalah posisi PAN Indonesia dalam jumpa pers yang diorganisasikan oleh YLKI pada April silam.

Lihat: Riza V. Tjahjadi: Petani*) dan Hak Paten (TRIPs). Makalah disampaikan ke sarasehan FSPI, 16 Juli 2003. BioTani PAN Indonesia: Petani dan HakPaten/LawanNeoLib/Cancun/16Juli2003.


[Heeemmm: Esuk Dele Sore Tempe..!]


    Monsanto pada 5 Maret 2003 membujuk menteri pertanian Bungaran Saragih agar mengijinkan pengembangan  secara massal  benih jagung RR (through the introduction of valuable new technologies and product, such as Roundup Ready corn)1. Minggu silam, 8 Juli 2003, terbetik kabar anggota MUI, Prof. Asyiah Girindra menyatakan bahwa ummat Muslim dapat mengkonsumsi GM-food impor.

Lihat:  Riza V. Tjahjadi: Petani*) dan Hak Paten (TRIPs). Makalah disampaikan ke sarasehan FSPI, 16 Juli 2003. BioTani PAN Indonesia: Petani dan HakPaten/LawanNeoLib/Cancun/16Juli2003.



Lanjutan
My Position (salah Satu narasumber)
Setuju dengan reservasi, karena betapa pun besar tarif impor akan tetapi harus disertai ada pelabelan bagi kedele dan jagung TRANSGENIK, demi bagi perlindungan konsumen.

Lihat: Pertemuan konsultasi ornop tentang WTO. Jakarta, 6 Maret 2003.



[Heeemmm: Esuk Dele Sore Tempe..!]

Dalam Kabinet Indonesia Bersatu I dan II, target swasembada kedelai selalu dicanangkan, tapi sampai sekarang belum ada titik cerah target itu akan dicapai. Sepanjang periode 2004-2011, kemampuan suplai kedelai domestik memenuhi kebutuhan dalam negeri hanya dalam kisaran 30-40 persen, selebihnya 60-70 persen sumber kedelai berasal dari impor.

Andi Irawan: Swa Sembada Kedelai, Mengapa Tidak?  Selasa, 05 Juni 2012.
http://ngemis-info.blogspot.com/2012/06/swa-sembada-kedelai-mengapa-tidak.html


Alokasi dana 8,3 Triliun: Beras Rp 4,54 triliun, Jagung Rp 398,2 milyar, Kedelai Rp 874,6 milyar, G  u l a Rp 980,6 milyar, Daging Rp 1,49 triliun



[Heeemmm: Esuk Dele Sore Tempe..!]


Kedele
# Impor lebih menggiurkan daripada berindustri

# Bea masuk (tetap di-nol-kan Menkeu dan sistem kuota Mendag berlanjut?) versus padahal tersedia stock kekayaan varietas kedele nasional sebanyak 74 aksesi.

# Strategis tapi cari info untuk beli benihnya susah..!

Kedele: lahan perhutani dan lahan terlantar



[Heeemmm: Esuk Dele Sore Tempe..!]


Kebijakan vs popularitaskan
Masih domain Pemerintah
padahal, dulu pameonya:

esuk dele, sore tempe

tapi tak ada investor agri bisnis jika dibandingkan
dengan buah naga  atau lele

Target perluasan lahan bergantung kepada BPN;
Tidak gerakkan PPL cari lahan yang sering tidur/ hanya sekali tanam padi dalam setahun

Percepatan  peningkatan  kualitas areal tanaman
Kedelai, misalnya di Banten




Esuk dele, sore tempe masih ada dalam satu-dua komunitas

intinya: Produksi lokal untuk pangan lokal, lebih dari itu urusan pemerintah


[Heeemmm: Esuk Dele Sore Tempe..!]


Kesimpulan saya:
Pemerintah dua (2) kali gagal mengapresiasi kedelai dan petaninya. Pertama, sejak 2003 kedelai sebagai salah satu SP dalam G33 WTO tidak dapat diwujudkan dari target (sistem tarif) yang ditentukan sendiri. Bea Masuk malah mau (tetap) di-nol-kan. Kedua, sejak 2004 hingga kini pemerintah gagal meraih swasembada kedelai. Tahun depankah, dengan anggaran 8,3 triliun (aloksi APBN 2014)? Ketiga, tidak semua cerita pahit bagi para pengusaha tahu dan tempe menimpa pengusaha yang komunitasnya mampu mendorong warganya bertani/ budidaya kedelai - dan dengan tekno/ sistem ramah lingkungan.



Latar belakang, ketika akan uji coba kedelai di salah satu kampung di Serang Banten

Minimal ada 5 program dan anggaran Negara terkait kedelai, tetapi terlihat Banten adalah anak tiri. Contoh-contohnya Provinsi Banten tidak termasuk ke dalam 1) Sasaran Luas Tanam SL-PTT Kedelai per Kabupaten/Kota Tahun 2012 dengan luas tanam 35,000 ha mencakup 179 Kabupaten.  
Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi (di luar benih) senilai Rp 3.930.000 per unit SL. Juga Provinsi Banten tidak termasuk ke dalam  2) Sasaran Luas Tanam Pengembangan Budidaya Kedelai per Kabupaten/Kota Tahun 2012, Artinya Fasilitasi Bantuan Sarana Produksi Pengembangan Budidaya Kedelai Tahun 2012 senilai Rp 3.280.000 per unit tidak diperoleh Bante. 

Begitu juga dalam hal 3) Sasaran Luas Tanam Pengembangan Kedelai dengan Peningkatan IP per Provinsi Tahun 2012, dan 4) Sasaran Luas Tanam Pengembangan Kedelai di Lahan Perkebunan per Provinsi Tahun 2012m, serta 5) Sasaran Luas Tanam Pengembangan Kedelai di Lahan Tidur/Rawa per Provinsi Tahun 2012 Banten tidak tercantum. Tetapi Banten hanya disertakan ke dalam program Sasaran Luas Tanam GP3K Kedelai per Provinsi Tahun 2012, Banten dialokasi sebesar 10.000 hektar.


[Heeemmm: Esuk Dele Sore Tempe..!]


Tambahan dari diskusi di gedung RRI Lantai 8

Kartel Kedelai per 14 September 2013
Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan izin impor kedelai untuk semester II-2013 kepada 20 perusahaan/importir. Sebanyak 3 perusahaan mendapatkan alokasi impor kedelai di atas 10%.

Bahkan PT FKS Multi Agro mendapatkan izin untuk mendatangkan 210.600 ton atau 46,71%. Di tempat kedua ada nama PT Gerbang Cahaya Utama dengan jumlah izin yang diberikan sebanyak 46.500 ton atau (10,31%). Di tempat ke tiga ada nama PT Budi Semesta Satria dengan izin 42.000 ton atau 9,31%.
Sedangkan 14 perusahaan lain hanya mendapatkan alokasi 0%-5%. Selain itu, Kemendag juga memberikan izin kepada Perum Bulog sebanyak 100.000 ton dan Gakoptindo sebanyak 20.000 ton. Total secara keseluruhan impor kedelai di semester II-2013 adalah sebesar 530.900 ton kedelai.

(Kamis, 12 Sep 2013 07:02 WIB di dalam TEDY DIRHAMSYAH, SEKJEN PISPI: PENAWARAN KEDELAI DI INDONESIA TAHUN 1991-2010)PERHIMPUNAN SARJANA PERTANIAN INDONESIA (PISPI)



[Heeemmm: Esuk Dele Sore Tempe..!]






Silahkan kontak juga ke:

Berangus Kartel Pangan//Live on air at RRI Pro 4 : saturday 4:30 pm till 5:30 pm / FM : 92,8 MHz, AM : 1332 KHz, SW: 9680 KHz at 47 cities in Indonesia







Tabik tani organik,

Riza V. Tjahjadi
Biotani Bahari Indonesia






---o0o---







Sabtu, 07 September 2013

Kedaulatan Pangan, a New Frontier-nya Amir –Jejaknya Baru Sebatas Tepian












Kedaulatan Pangan, a New Frontier-nya Amir –Jejaknya Baru Sebatas Tepian


Oleh: Riza V. Tjahjadi



(dalam buku Mengenang AHD: Hadir dan Bwerani; peluncuran buku ini di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki pada 6 September 2013)





       Saya tidak mengenal Amir sebanyak yang dikenal kalangan pegiat politik praktis nasional di Jakarta... Saya mengenalnya belum lebih dari satu setengah tahun. Saya baru memperhatikannya, ketika ia melakukan miscall, di sela-sela saya melakukan penyajian materi isyu global, yaitu Protokol Kyoto versus Protokol Rakyat (People Protocol), dengan visi, nilai-nilai, filsafat dan kerangka etis yang tidak bisa ditawar/ non-negotiable sebagai wacana tandingan (counter discourse) terhadap Kyoto Protocol (2008-2012)[1] – dalam diskusi bulanan Jaringan Kerja Kedaulatan Pangan (JKKP) di kantor Yayasan Bina Desa di bilangan Otista Jakarta Timur. Pada waktu itu Amir duduk tepat di samping kiriku dalam lingkar segi empat memanjang meja diskusi, tetapi tak ada sesi perkenalan.



      Belakangan saja saya mengetahui dia adalah aktivis Pijar jelang era reformasi. Naah, yang ini saya kenal, karena saya salah seorang anggota grup imil di masa jelang reformasi.  Dan, setahun setelah reformasi salah seorang pegiat Pijar membantu mengontak tim saya dalam penyiapan narasumber di Timor Timur (namanya waktu itu; kini Timor Leste) ketika saya menjadi tuan rumah pengorganisasian the international Fact Finding Mission on Food Crisis in Indonesia dengan tim adalah terdiri dari orang-orang ternama secara internasional dalam konteks pangan dan pertanian; tim pencari fakta bekerja selama satu minggu pertama bulan Februari 1999... Maklumlah, saya lebih banyak bergiat dan berkiprah di lingkaran Walhi, dan INGI/Infid, dan dalam arena internasional, karena organisasi yang saya emban lebih fokus berporos lokal-nasional-internasional, dalam arti saya kurang berjejaring nasional kepada yang bukan anggota Walhi atau INGI/Infid.. Tak cukup waktu bagi saya jika berjejaring ke arah lebih luas. Karena saya harus sering dilibatkan rekanan kerja regional Asia Tenggara  - di antaranya salah satu pendiri BASA Asia[2], Seacon FS & FT[3], salah satu penggagas No Patent on Rice No Patent on Life (kemudian disingkat NPOL) di Asia[4], anggota pengarah PAN Asia and the Pacific[5] – agar dapat turut berperan dalam gerakan sosial/ masyarakat madani secara global terhadap swastanisasi kehidupan makhluk hidup termasuk pangan dan pertanian melalui rejim TRIPs WTO/ Bank Dunia melalui demonstrasi massal di berbagai sumber perusak kehidupan petani gurem, maupun aksi-aksi dengan para pegiat lokal, di antaranya yang masih saya ingat jelas, the Dirty Dozen Campaign (kampanye terhadap pestisida sangat beracun dan berbahaya sekali) pada awal 1990an, lalu kampanye pangan sehat (safe food campaign) di Kamang kabupaten Agam Sumatera Barat 1995, penguburan racun kimia/ pestisida di Menggamat Kabupaten Aceh Tenggara, (1996), kampanye terhadap penjarahan hayati (biopiracy) oleh Shiseido terhadap tanaman bernama Indonesia sejak 1999 hingga kemenangan pembatalan paten pada 2002[6],  dan pembakaran kapas Bt di Bulukumba Sulawasi Selatan (2001), serta lainnya termasuk berbagai intervensi terhadap RUU.Budidaya Tanaman 1992, RUU Perubahan Paten Tahun 1997, dan 2001,  RUU Sumberdaya Genetik, dan beberapa konvensi internasional.



       Ketika diskusi reguler JKKP berakhir menjelang penghujung tahun 2012, Amir - sebagaimana saya dengar dari Indera Nababan - seringkali mengajaknya diskusi agar JKKP dapat berlanjut dengan berbagai format kegiatan... Ia pun ringan tangan mengontak ke beberapa nama dalam jejaringnya yang diharapkan menambah daftar pegiat/ pemeduli kedaulatan pangan. Ia mengusulkan, misalnya dalam rapat awal Desember 2012 di kantor Pelayanan Masyarakat Kota (PMK) HKBP untuk diadakannya satu diskusi di lain tempat, dan ia mengusulkan di kantor rekannya Dr. Agus Pakpahan di Bogor. Sepulang rapat di PMK HKBP ia dengan gagap masih meraba-raba kegiatan apakah yang kena-mengena atau terkait erat dengan issu kedaulatan pangan,



     ”Bikin rencana kegiatan apa, ya?” tanya Amir sambil mengemudikan mobilnya menuju arah ke Kampung Melayu untuk menurunkanku di dekat Terminal bis dan angkutan kota/ mikrolet. Ia dalam rapat tadi mengusulkan suatu kegiatan yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber pemasukan dana untuk  mendukung biaya operasional mendatang bagi JKKP.



       Saya cepat saja mengusulkan satu seri acara akbar nasional, yaitu pentas pangan lokal secara nasional.



       Amir tersenyum, lalu berkata: Wah, bagus itu... Kalau bisa nanti dipresentasi di Bogor, ya?”



       Inilah (copy) undangan Diskusinya:



PETANI INDONESIA MENGHADAPI KRISIS PANGAN DAN PERUBAHAN GLOBAL

Oleh: Agus Pakpahan



Hari/Tanggal: Sabtu 22 Desember 2012 pukul 13.00 sd 17.00wib (diawali makan siang 12.00wib)

Tempat: Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Litbang Pertanian

Alamat: Jalan Ahmad Yani N0.70, Bogor - Jawa Barat



»HOST:
-Indera Nababan
-Agus Pakpahan
-Riza V. Tjahjadi
-Bambang Beathors Suryadi
-Amir Husin Daulay
-Jeffry Papare



»KERJA-BARENG:
Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
&
Jaringan Kerja untuk Kedaulatan Pangan.


Powered by Telkomsel BlackBerry®





       Ketika saya mempresentasi gagasan itu, melalui foto-terawang (slide show) bertajuk:  Usulan Pentas/ Bazaar budaya Pengadaan  pangan lokal, (konsorsium?) Jaringan Kerja Kedaulatan Pangan (JKKP), Amir  yang memoderatori sessi itu, pada hari Sabtu 22 Desember 2012, jelang sore hari. Tanpa kami nyana, masih dalam diskusi itu, ternyata salah seorang peserta diskusi, yang seorang mantan salah satu direktur jenderal di kementerian pertanian, Dr. Delima  Azahari, ternyata juga memiliki gagasan mirip; hanya saja gagasannya yang juga sudah dituangkan ke dalam usulan kegiatan, yaitu lebih berfokus kepada tahun museum, yang menjadi tema tahun internasional pada 2012, dan gagasan itu “diturunkan” lebih khusus lagi kepada subsektor pertanian perkebunan.






     Lebih dari itu saya mendapat informasi tambahan dari kerabat, lalu saya wartakan jelang penghujung akhir tahun 2012 kepada peminat kedaulatan pangan dalam lingkup JKKP, dengan cara memanfaatkan sebaran info yang dilakukan Amir sehari sebelumnya. Silahkan amati di bawah.



For Your Eyes Only; kaki Nonsanto hadir waktu 22Des'12 Bgor; Re: Gerakan

from:   biotani@gmail.com
reply-to:           biotani@gmail.com
to:        amirhusindaulay@yahoo.com,
 dulminvalens@gmail.com,
 Pa Maksum ,
 Pa Sutrisno KH ,
 Didik Kilembu ,
 nopri@royal.net,
 antopergi_2005@yahoo.com,
 rumahtaniindonesia@yahoo.com,
 natiompr@yahoo.com,
 alung791964@gmail.com,
 sempak.preman@yahoo.com,
 feralia2001@yahoo.com,
 paskah.irianto@gmail.com,
 rara_tarukallo@yahoo.co.uk,
 Soliper@centrin.net.id,
 jeffrey_raynold@yahoo.com
cc:        PMK Office ,
 Beathor.suryadi@yahoo.com
date:     Sat, Dec 29, 2012 at 10:12 AM
subject:            For Your Eyes Only; kaki Nonsanto hadir waktu 22Des'12 Bgor; Re: Gerakan



Halo-halo,



Pagi ini saya ketemu kerabat... Dia ternyata (saat) ini Sekretaris Komisi Keamanan Hayati (biosafety Commission) di Kemeneg LH; menyatakan bahwa presenter II setelah saya menyajikan slide-show, hal Tindak Lanjut forum diskusi di Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, adalah (istilah dia) "orangnya" Monsanto...

Ini dia ketahui dari suatu pertemuan makan malam di Kedubes Amrik dia yang tidak diundang bisa hadir... Dalam rapat komisi dia mendesak agar NoNsanto bisa melakukan uji lapang terbatas (limited field trial) tanaman transgenic-nya Nonsanto (jagung), padahal belum lolos sertifikasi uji lab. Rame debat di Komisi Keamanan Hayati.



So, tambahan lagi dia bukan saja eks dirjen dan "orangnya" TK, tapi juga maunya diangkat jadi profesor (riset) walaupun dinilai kerabat saya makalahnya tak bernilai (bahkan jika dikirim ke koran pun).





Naah, itu info pendek dari kerabat saya (dia tidak hadir dalam diskusi kita); dia pro teknologi maju tetapi bukan pro perusahaan). Saya pikir info ini dapat bermanfaat untuk kita cerna dan antisipasi pada langkah ke depan.

Maju, lawan, dan lawan terus...

OK,

Tabek CUKUP Pangan,


RVT

NB: Bung Amir, sorry, ya, imil ini tidak saya kirimkan ke Bung AP.



.
Powered by Telkomsel BlackBerry®



-----Original Message-----

From: amirhusindaulay@yahoo.com

Date: Fri, 28 Dec 2012 19:25:16

To: ; Pa Maksum; Pa Sutrisno KH; Didik Kilembu; ; ; ; ; ; ; ; ; ; ;

Reply-To: amirhusindaulay@yahoo.com

Cc: Mail Agus Pakpahan; PMK Office; ;

Subject: Gerakan Sabuk Hijau karya Wangari Maathai - Peraih Hadiah Nobel Perdamaian



PERAIH HADIAH

NOBEL PERDAMAIAN 2004


Berangkat dari pengamatan sederhana bahwa penggundulan hutan Kenya telah membuat warga desanya harus berjalan lebih jauh untuk mencari kayu bakar, Wangari Maathai, seorang perempuan suku Kikuyu, akhirnya mencermati adanya kaitan gamblang antara kediktatoran, kerusakan lingkungan, kemiskinan, subordinasi perempuan, dan perdamaian.


Rezim yang tidak demokratis cenderung menguras sumber daya alam demi keuntungan bisnis. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya akan menyulut pertikaian antar kelompok masyarakat demi memperebutkan sumber daya yang kian langka. Ujungnya adalah kemiskinan, yang dampaknya paling dirasakan oleh kaum perempuan.


Pada 1977 Maathai merintis Gerakan Sabuk Hijau untuk mendorong kaum perempuan menanam pohon. Penindasan dan pemenjaraan tidak menyurutkan aksi mereka untuk terus melawan rezim pembangunan yang tidak memihak rakyat.


Aktivisme Wangari Maathai telah menginspirasi PBB menggerakkan penanaman lebih dari 11 miliar pohon sejak 2006. Buku ini adalah refleksi pengalaman organisasional Gerakan Sabuk Hijau.


***

Buku Baru Penerbit Marjin Kiri -  Gerakan Sabuk Hijau
Wangari Maathai
Penerjemah: Ilsa Meidina
ISBN 978-979-1260-17-6
136 + xvi hlm.; 14 x 20,3 cm.
Rp 38.000,-
(Gratis ongkos kirim untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya)

***

“Gerakan Sabuk Hijau adalah kesaksian mengenai kekuatan pengorganisasian akar rumput, bukti bahwa ide sederhana satu orang saja –bahwa suatu komunitas perlu bahu-membahu menanam pohon—bisa membuat sebuah perbedaan.”

— Presiden AS, Barack Obama



*

“Perempuan dengan hati penuh gairah: Wangari Maathai, peraih Hadiah Nobel dari Kenya telah menanam 30 juta batang pohon. Dan dengan itu, ia telah mengubah kondisi tanah dan cuaca di beberapa tempat di Afrika, dan tentunya kondisi perekonomian di banyak desa.”

— Isabel Allende

***


Powered by Telkomsel BlackBerry®





       Selepas pertemuan diskusi di PPSE& KP Kementan di Bogor, tak ada kelanjutan ikatan kerja yang jelas antar peserta diskusi, maupun bagi internal JKKP... Kami, Amir, saya, dan Indera Nababan, boleh dikatakan masih menunggu inisiatif dari para peneliti pemerintah sebagai pendorong tindak lanjut pasca diskusi. Sekitar sebulan kemudian, Amir pada 25 Januari 2013 membuat BBM group, yaitu Kancah, dan Forum’80an. Saya dimasukkan Amir ke dalam dua forum itu. Sejak itu pula sirkulasi informasi terkait pangan, kedaulatan pangan, agenda diskusi, dsb. - yang dalam setahun terakhir dilakukan oleh Jeffrey Papare, Amir, maupun saya berhenti. Karena dalam tukar-menukar informasi terkait pangan, kedaulatan pangan, kelaparan sudah berpindah ke BBM Kancah, meskipun masih juga tergolong miskin tanggapan, terkecuali beberapa kali oleh Ninuk Pambudi, dan Taty Krisnawati, namun lebih “bersuara” dibandingkan “bisunya” tanggapan dalam grup imil yang diadministasikan kepada Jeffry Papare.



Poster pertama saya yang saya unggah ke BBM Kancah 25 Januari 2013








      Saya lalu teringat, dua grup BBM ini bak grup-grup imil pada awal masa reformasi silam. Tetapi grup yang ini saya amat bergembira, karena, pertama: Amir memakai slogan saya untuk grup Kancah: Zero Hunger & Healthy Food for All (lihat Description in Group Details). Slogan ini dicomot Amir, ketika saya mengunggah poster bertajuk Zero Hunger Campaign with Healthy Food for All pada tanggal 16 Februari 2013. Kedua, grup ini penunjang (rencana) aksi.




       Tetapi, boleh dikata, Amir di mata saya, dan Indera Nababan bergerak lamban, sudah ngos-ngosan, kendatipun naskah usulan proyek dari format foto terawang (slide show) sudah saya uraikan ke dalam format naratif, berikut juga usulan anggaran dananya. Khusus usulan dana anggaran yang saya hitung nyaris mencapai satu miliar dinilai Amir masih kurang besar jumlahnya, sambil ia bernostalgia mengungkapkan betapa mudahnya di jaman awal reformasi menangguk dana yang nilainya puluhan em (miliar rupiah, maksudnya). Tetapi Saya tidak banyak lagi berinisiatif, karena Amir mendapat “beban” untuk menyusun daftar nama panitia, dan nama-nama cantelan sebagai pembina, pengarah, dan sebagainya, berikut jadwal untuk kunjungan (road show) kepada beberapa rekannya yang dipandangnya berpotensi sebagai sumber-sumber pendanaan proyek.



     Sambil menunggu maneuver Amir untuk menjadwal dan mengontak para koleganya hal pendanaan, saya tetap memberikan masukan kepada Amir dan juga Indera Nababan, yaitu epistemologi kontemporer munculnya jargon kedaulatan pangan. Namun dengan berjalannya waktu, manakala kami bertiga bertekad memajukan proses pelaksanaan rencana kegiatan dan format JKKP, maka terkuak hal sakitnya Amir… Salah satu contohnya ketika ia tak bisa hadir dalam jadwal rapat pegiat JKKP.



Waduh, aku lupa ngabar’in bang.

Agak bisa keluar, badanku meriang sejak pagi hari tadi. Minta maaf bang, juga pada Riza. Ahh...

³³³

Received: 11:24:08 am 08-02-2013
From: Indera Nababan



        Empat hari kemudian, 14 Februari 2013 “lagi-lagi” Amir batal hadir dalam pertemuan kami bertiga.

Bang, sebetulnya, sejak keluar RS tiga pekan lalu, aku berstatus tahanan rumah. Total rest di rumah. Gak boleh beban fisik yg terlalu berat, naik tangga aja dan ngangkat ember berisi air aku dilarang dokter. Kuatir varises (pembuluh darah bengkak) di usus dan lambung pecah lagi.

Tadinya aku berharap, dua minggu pemulihan cukup. Tapi Selasa kemarin, kontrol ke dokter, tensi ku rendah banget: 90/70.

Pagi tadi, di rumah, aku cek lagi masih cukup rendah 113/80. Aku  jadi kuatir, kalau maksain diri keluar rumah.

Aku mohon ma’af  ya Bang. Lagi-lagi gak bisa memenuhi janji. >>CC: Riza dan Jeffrey

³³³

Received: 08:32:56 am 14-02-2013
From: Amir HusinDaulay




      Indera Nababan yang menerima kabar itu lalu putuskan mengajak saya untuk rapat JKKP di rumah Amir di Jalan Tunggulis Kampung Empu Desa Setusari RT 03 RW 06 Kecamatan Cileugsi Kabupaten Bogor. Berikut jawaban Amir:



Boleh aja aku tunggu.

Received: 08:46:17 am 14-02-2013
From: Amir HusinDaulay


       Dalam perjalanan ke rumah Amir, saya teringat pada awal Desember 2012 silam dia sudah mengeluh hal gejala penyakitnya, ketika itu ia menceritakan pula bahwa ia baru saja kehilangan dua orang rekan kerjanya akibat merokok. Cerita Amir itu saya ungkapkan kepada Indera Nababan, dengan maksud agar ia  tidak ikut-ikutan ambisius sebagaimana halnya mimpinya Amir.

       Dalam rapat di rumah Amir, 12 Februari 2013, salah satu keputusannya, ialah susunan pengurus Perkumpulan JKKP. Ketua: Indera Nababan, Sekretaris: Riza V. Tjahjadi, dan Bendahara: Amir Husin Daulay. Semula Amir mengusulkan susunan pengurus, adalah Ketua: Riza V. Tjahjadi, Sekretaris: Jeffry Papare, dan Bendahara: Amir Husin Daulay; sementara Indera Nababan diusulkan Amir sebagai Pengawas. Tetapi Indera Nababan menolak, dia minta didudukkan sebagai ketua. Begitulah, keputusan rapat untuk melegalitaskannya ke dalam naskah akta JKKP.








Riza V. Tahjadi, Amir Husin Daulay, Indera Nababan (kiri ke kanan) seusai rapat di rumah bambunya Amir di Cileungsi, 14 Februari 2013; plus rambutan tergantung di dua-tiga pokoknya; foto: Hida, dan AHD.




        Pada minggu ketiga Februari Amir membagi naskah awal materi akta notaris perkumpulan, yang dikirimkan melalui imil.




NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ----------------

------------------------ Pasal 1 --------------------------

1.         Perkumpulan ini bernama : ------------------------------

-“ JKKP (PERKUMPULAN JARINGAN KERJA UNTUK KEDAULATAN PANGAN

atau ACTION NETWORK FOR FOOD SOUVERIGNITY)-----------------

selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disingkat --- dengan " PERKUMPULAN " berkedudukan di .............. --





MAKSUD DAN TUJUAN -------------------

-------------------------- Pasal 4 ------------------------

1.         Perkumpulan ini bertujuan sebagai pemerhati pangan -----Indonesia.----------------------------------------------

2.         Meningkatkan sumber daya pertanian agar tercapai-------- swasembada Pangan.--------------------------------------

3.         Mempercepat dan memperluas pencapaian atau peningkatan-

Kesedian pangan dengan ruang lingkup wilayah Nasional---

Dengan sasaran utama adalah komoditas pangan dan produk-pertanian.----------------------------------------------

4.         Meningkatkan sarana dan prasarana serta kualitas--------Pertanian.----------------------------------------------

5.         Melakukan penelitian, pelatihan, seminar-seminar yang--- berkaitan dengan Pertanian.-----------------------------

6. Meningkatkan pertumbuhan sektor pertanian, memaksimalkan manfaat pembangunan disektor pertanian yang kuat dan --- untuk mencapai kebutuhan pangan.------------------------





    Itu sebagian naskah kunci yang perlu saya kritik; saya terima melalui imil tertanggal  21 Feb. 2013. Langsung saja saya melakukan revisi, karena terlalu teksnya saya nilai sangat/ terlalu ambisius, yang berada di luar jangkauan/ cakupan kiprah suatu jaringan kerja, dan juga agar tidak bertabrakan dengan “kapling” atau apa yang digarap oleh anggota perkumpulan nantinya. Saya kirim tanggapannya pada esok harinya:



amirhusindaulay@yahoo.com

pmkhkbpjkt@gmail.com



Bung Amir yang baik,


Berikut saya sampaikan masukan untuk penyempurnaan naskah Akta Perkumpulan JKKP. Beberapa hal yang saya tuliskan di bawah adalah untuk penambah Pasal 3. Saya susunkan Pasal-pasal baru, yaitu Pasal 4. Pasal 5, dan 6, jika memungkinkan dikelompokkan  ke dalam Azas.


Pasal…(4)

JKKP bersifat independen berorientasi nirlaba, menjunjung nilai-nilai demokratis, transparan, jujur, terbuka dan pluralism, keadilan antar generasi, dan berspiritkan iman yang berKetuhanan yang Mahaesa.


Pasal ... (5)

JKKP bertujuan untuk:

Menjalankan usaha di bidang kemanusiaan dan berkeadilan sosial terkait dengan kebijakan dan perundangan pangan, termasuk juga aksi pangan bersifat nirlaba.



Pasal ... (6)

JKKP berfungsi sebagai sistem pendukung yang pro aktif  terhadap gerakan pangan lokal dan sehat di Indonesia




Pasal berikutnya adalah pengganti Pasal 4.



Bab III

Maksud dan Tujuan

Pasal ... (7)

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perkumpulan akan:

1) Melakukan pengelolaan pelayanan informasi maupun aksi sosial bagi publik, termasuk juga seminar, konferensi, dan kegiatan lainnya yang erat terkait dan relevan  mengenai pertanian alami, dan pangan lokal di Indonesia,

2) Melakukan fasilitasi berbagai kegiatan, di antaranya studi-banding, kunjungan-silang bagi pegiat pertanian organik di Indonesia dan membentuk simpul koordinasi di berbagai daerah,

3) Melakukan kajian/riset, advokasi dan lobi, kerjasama ataupun aliansi kepedulian/solidaritas serta membentuk satuan kerja ad hoc bagi upaya-upaya penguatan isu dan kebijakan pangan lokal di Indonesia maupun regional,

4) Melakukan perluasan dukungan bagi gerakan pangan lokal yang sehat di tingkat basis,

5) Melakukan penguatan dukungan bagi gerakan dan kebijakan pangan lokal yang berpihak kepada petani kecil dan nelayan kooperatif.



Demikian saran saya.


salam sehat,


RVT



Revisi dalam naskah:



------------------------- BAB I ---------------------------

---------------- NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ----------------

------------------------ Pasal 1 --------------------------

1.         Perkumpulan ini bernama : ------------------------------

-“ JKKP (PERKUMPULAN JARINGAN KERJA UNTUK KEDAULATAN PANGAN

atau FOOD SOUVERIGNITY ACTION NETWORK)-----------------

selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disingkat --- dengan " PERKUMPULAN " berkedudukan di Jakarta Timur --



-------------------------- Pasal 4 ------------------------

JKKP bersifat independen berorientasi nirlaba, menjunjung nilai-nilai demokratis, transparan, jujur, terbuka dan pluralis, berkeadilan antar generasi, dan berspiritkan iman yang berKetuhanan yang Mahaesa.



------------------------- BAB III -------------------------

--------------------- MAKSUD DAN TUJUAN -------------------

-------------------------- Pasal 5 ------------------------

Menjalankan usaha di bidang kemanusiaan dan berkeadilan sosial terkait dengan kebijakan dan perundangan pangan, termasuk juga aksi pangan bersifat nirlaba.



-------------------------- Pasal 6 ------------------------

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perkumpulan akan:

1) Melakukan pengelolaan pelayanan informasi maupun aksi sosial bagi publik, termasuk juga seminar, konferensi, dan kegiatan lainnya yang erat terkait dan relevan  dengan dan mengenai pertanian alami, dan pangan lokal di Indonesia,

2) Melakukan fasilitasi berbagai kegiatan, di antaranya studi-banding, kunjungan-silang bagi pegiat pertanian organik di Indonesia dan membentuk simpul koordinasi di beberapa daerah,

3) Melakukan kajian/riset, advokasi dan lobi, kerjasama ataupun aliansi kepedulian/solidaritas serta membentuk satuan kerja ad hoc bagi upaya-upaya penguatan isu dan kebijakan pangan lokal di Indonesia maupun regional,

4) Melakukan perluasan dukungan bagi gerakan pangan lokal yang sehat di tingkat basis,

5) Melakukan penguatan dukungan bagi gerakan dan kebijakan pangan lokal yang berpihak kepada petani kecil dan nelayan kooperatif.





      Beberapa hari kemudian Amir mewartakan:



Bang.

Minuta akta notaris JKKP sudah bisa ditandatangani abang dan Riza di kantor ND Jalan Bonang no. 29. Menteng, Jakarta Pusat. Abang bisa kontak si Endi Martono 087870716200 untuk  pastinya.

³³³
Received: 10:43:09 am 28-02-2013
From: Indera Nababan




      Seminggu kemudian saya mendapat sms:

Selamat siang Pak Riza. Saya dias stafnya Pak Endi (yang mengurus perkumpulan JKKP, Jaringan Kerja Kedaulatan Pangan). Pak Amir meminta saya menghubungi Pak Riza untuk paraf dan tanda tangan minut aktanya Pak.bagaimana Pak?

Received: 10:12:21 am 06-03-2013
From: (no name)



        Sms lanjutan, keesokan harinya



Jalan Bonang no.23 Pak.tanya ‘Wisma Bonang’ Pak, nanti bertemu dengan nita, karena saya lagi diluar.Terimakasih Pak.

Received:11:43:00 am 07-03-2013
From: (no name)











Indera, Tiurma, Bonny dan Amir serius dlm rapat di PMK HKBP 26 Maret 2013; foto: RVT








        (.........) Inilah kerangka acuan (TOR) yang saya susun, lantas saya imilkan kepada Amir dan Indera Nababan pada tanggal 27 Maret 2013 (Wed, Mar 27, 2013 at 8:55 AM).





Waaah, kok, makin sering prodeo, alias kerja-kerja gratisan?

Karena yang menetaopkan adalah la via Campesina cs maka biasanya tema peringatan per tahun, ya, mereka yang menentukan. Kita berpartisipasi saja. Yaitu:



Term of Reference

Turut peringati Hari Perjuangan Petani 17 April 2013

Kasus-kasus sengketa lahan ada kontribusinya dalam

pengadaan pangan lokal

JKKP bekerjasama dengan TVRI



Latar belakang
     Setiap 17 SApril diperingati hari International Day of Peasants’ Struggles, atau Hari Perjuangan Petani.

     Dasarnya adalah rasa simpati khalayak terhadap peristiwa pembantaian Carajás dos Eldorado adalah pembunuhan sembilan belas petani pengembara yang sedang berdemonstrasi  untuk menduduki ranch yang tidak produktif. Mereka ditembak oleh polisi militer pada 17 April 1996, di negara bagian Pará Selatan, Brasil. Pada tanggal 17 April 1996, 19 anggota gerakan dos Trabalhadores Rurais Sem Terra (gerakan pekerja pengembara) atau MST ditembak oleh Pará negara polisi militer di lengkungan 'S ' highway PA-150 di Eldorado dos Carajás kotamadya, di selatan negara bagian Pará Brazil. Pembantaian ini atas perintah dari sekretaris Negara keamanan publik, Paulo Sette Câmara, polisi diperintahkan untuk membersihkan jalan raya 'dengan biaya berapa pun'.

    Landless Workers' Movement (Portuguese: Movimento dos Trabalhadores Sem Terra, or MST) is a social movement in Brazil, being generally regarded as one of the greatest (or, according to some, the greatest[1]) in Latin America with an estimated informal 1.5 million membership[2] in 23 of Brazil's 26 states. Bandingkan dengan anggota yang diklaim HKTI.

     Kasus biadab tersebut telah mendorong kalangan petani dan pembela HAM dari berbagai Negara di dunia untuk menetapkan hari pembantaian itu sebagai hari Internasional Kejuangan Petani.

     Di Indonesia, dalam upaya perluasan pengadaan bahan pangan, Bin Landen batal melakukan penguasaan lahan di Papua. Dewasa ini Food estate di Merauke mangkrak, sedangkan rice estate yang ditawarkan Pemprov di Kaltim tak berkesimpulan, malah, ada keinginan baru dari PT Sang Hyang Seri untuk membangun rice estate di Kalimantan Barat, dan menanam padi di Myanmar dan Kamboja.



Tujuan

Tujuan peringatan hari internasional kejuangan petani ialah turut berpartisipasi dalam merayakan dan turut berbagi info dan data yang kelam maupun yang sudah berseri-seri dari eks lahan sengketa dalam wilayah/domain akses kepada sumber-sumber produktif kehidupan petani kecil, melalui TVRI.



Alur Talk show

Segmen 1

Kasus dan akar masalah, dan alternatif penyelesaian



Segmen 2

Kontribusi bagi komunitas, dan potensi dalam pasar pangan local non-beras dari budidaya tanaman pangan pada lahan-lahan  reklaiming



Segmen 3

Rangkuman





Arahan alur nagi Moderator



Segmen 1

Kasus-kasus dan akar masalah, dan alternatif penyelesaian

# Penegakan hukum dalam (eksekusi) sengketa lahan

# Cara pandang bagi aparat penegak hukum

# Cara reportase media massa, dan agenda penyajiannya



Segmen 2

Kontribusi bagi komunitas, dan potensi dalam pasar pangan local non-beras dari budidaya tanaman pangan pada lahan-lahan reklaiming

# Mintakan berbagi pengalaman tentang adanya perluasan skala usaha tani?

# Kecukupan pangan keluarga, seberapa banyak?

# Alur produksi dan pengembangan dukungan ke pasar local?

#



Segmen 3

Rangkuman

# Penanganan kasus yang sedang berjalan

# Keragaan produksi pangan dan pasar lokalnya dari lahan yang menang sengketa.



Narasumber

1.    Petani sebagai wakil yang sedang bersengketa (Lampung. Sumut….)

2.    Petani sebagai wakil yang sudah menang bersengketa: Jatiwangi(?), Tasikmalaya, Kendal

3.    Polri, Mabes

4.    B PN

5.    Kementan, ditjend tanaman pangan: hortikultura

6.    Akademisi, dua orang untuk analisis kasus sengketa, dan akademisi analisis pangan/ pasar lokal

7.    Penggembira

8.    Media massa, peliput kasus bentrok sengketa lahan

9.    Lain-lain

10.  







    Rencana Talk show tersebut gagal…. Bukan karena Amir sakit tetapi karena tak mendapat tanggapan dari TVRI. Kami bertiga pun tidak terlalu kecewa, karena itu gagasan yang sifatnya “dadakan” atau sisipan dari mimpi kecil kami.





Road show pertama, dan terakhir

        Saya merasakan beban tugas Amir untuk mengorganisasikan kunjungan jajak pendanaan (roadshow) yang kami sepakati sejak awal Desember 2012 semakin berat. Namun beberapa kali ia terkapar di tempat tidur sangat saya memahami betapa sulit ia memaksakan diri untuk mengontak, dan mencari jadwal dapat bertemu tatap muka dengan beberapa mitranya yang dipandangnya dapat membantu realisasi pengadaan pentas/ bazaar budaya pangan lokal, yang sekaligus ditumpangi ide menggali dana untuk operasional JKKP. Pada awal April, Amir memberikan tanda positif akan pengadaan kunjungan-jajak sumber dana.



Bang Indera, Besok, Rabu 3 April, kita ditunggu Boss RNI, Ismed hasan Putro, pukul 13.00 wib di RNI Building, Mega Kuningan, Urusan audiensi program2 JKKP. Datang yo ! CC: Riza dan Alin.

Received: 06:33:01 am 03-04-2013
From: Indera Nababan




       Kenyataannya, maksud hati: sekali tepuk, dua-tiga lalat terkapar, tak tercapai. Kami, Amir, Indera, dan saya baru pada tahap mendengarkan apa itu PT Rajawali Nusantara Indonesia, serta beberapa keberhasilan dagangnya yang sudah diraih oleh Ismet Hasan Putro (IHP), Kepala Karyawan PT RNI, dan kurang dari lima pertanyaan yang saya dan Indera ajukan. Selebihnya tak ada, karena IHP dikejar-kejar oleh sekretarisnya akan halnya jadwal bertemu dengan tamu berikutnya. Pertemuan hari Rabu, 3 April 2013 jelang sore itu tak lebih dari 30 menit… So, saya diminta Amir, ketika trio JKKP pulang bersama, untuk menindaklanjuti upaya menggali dana kepada IHP. Saya tak menjawab tetapi hanya senyum kecil saja sambil nyeletuk: “Nantilah saya pikirkan itu.”







      Waktu terus berjalan. Pada akhir April 2013, naskah akhir akta JKKP rampung. Saya mengambil salinan akta Perkumpulan JKKP di kantor ND Solicitor di Jalan Bonang No. 23 pada tanggal 1 Mei 2013. Sebagai catatan, beberapa minggu sebelumnya pada tanggal 13 April 2013 saya dan Indera Nababan pernah rapat di kantor ini bersama Amir, tetapi dia menyertakan salah seorang juniornya ketika masih aktif “di jalanan”; nama panggilannya Alin. Alin menurut  pandangan Amir relevan untuk mengorganisasikan kegiatan massif berikut pendanaannya. Tetapi membereskan organisasi saya pandang lebih prioritas daripada berakrobat, semuanya digarap secara serabutan. Amir pun setuju.

Ia minta dilakukan suatu kegiatan awal sebagai mengerek/ menaikkan bendera, istilahnya.



(...Missing text) Rekening bank untuk lalu lintas finansial aja. Bisa Mandiri, BRI atau Bukopin. Dengan begitu secara legal administratif kita sudah siap untuk bergerak.

³ Tinggal lagi, kita masuk tahapan aksi kongkritnya. Kita harus rancang satu kegiatan PEMBUKA sebagai penanda (kerek bendera) JKKP. Kegiatan yang gampang [sederhana pemngertiannya] tapi boom [besar] dampak publikasinya, murah pembiayaannya [kalo bisa malah hasilkan marjin].

>>Event apa itu ya ?

Gimana kalau, Seminar Sehari:

HALTHY FOOD FOR ALL

@@@

Received: 08:37:34 am 01-05-2013
From: Amir Husin Daulay
+6285810736xxx





      Saya setuju hal mengerek bendera, tetapi bagi saya, tetap sama saja, JKKP justru memerlukan dana operasional untuk realisasikan pengerekan bendera. Saya memberikan contoh, ketika saya menyelenggarakan seminar setangah hari mengenai Hak atas Pangan bagi Komunitas Pulau Kecil pada 12 Desember 2006 memerlukan biaya sekitar Rp45,000,000. Tiga tahun sebelumnya, pada 12 Desember 2003 ketika saya selenggarakan Seminar Nasional dan Lokakarya tentang Dapatkah Right to Food Masuk Dalam Undang Undang Dasar (UUD)? (Biotani PAN Indonesia bekerjasama dengan Oxfam-GB) di Jakarta 13-14 Desember 2003 membutuhkan dana sekitar Rp 15,000,000.



      Saya pun menggagas adanya satu pertemuan untuk memantabkan penyusunan dasar-dasar organisasi, sementara Indera Nababan lebih mementingkan satu agenda kerja selama tahun 2013,



from:   biotani@gmail.com
reply-to:           biotani@gmail.com
to:        amirhusindaulay@yahoo.com,
 aronchandra@yahoo.com
cc:        ricardonababan@gmail.com,
 biotani2004a@yahoo.com
date:     Thu, May 2, 2013 at 8:04 AM
subject:            Strategi gali dana dibutuhkan, DAPP JKKP; Re: JKKP mo rapat 17 *pril 2013
mailed-by:       gmail.com
1.53 GB (10%) of 15 GB used




Bung Indera,
Bung Amir
Inang Hetty


Saya kirimkan draft kertas posisi (draft awal Penyusunan Posisi, DAPP) JKKP untuk info dasar, sekaligus (maunya) sebagai pengantar penggalian dana kegiatan.


Semoga mahfum dan dapat disempurnakan menjadi draft posisi (DP)untuk kegiatan cari dana.


Daulat pangan sehat,


RVT




Powered by Telkomsel BlackBerry®



-----Original Message-----

From: biotani@gmail.com
Date: Mon, 15 Apr 2013 00:29:28
To: ;
Reply-To: biotani@gmail.com
Cc: ;
Subject: JKKP mo rapat 17 *pril 2013





Rekan-rekan yang baik:

Bung Amir,
Inang Hesti,
Bung Indera,
Bung Hery,


UNDANGAN

(Tanpa logo & alamat)


JKKP, Jaker Kedaulatan Pangan sampai di mana? Tinjauan & penegasan status dibutuhkan sebagai konsolidasi awal. Untuk capai hal-hal itu dibutuhkan diskusi n keputusan Pengurus Perkumpulan JKKP.

Karenanya kami undang pada hari Rabu, 17 April;

Pukul 12.00-13.40: di PMK HKBP Duren Sawit.

Pertemuan ini diharapkan akan diputuskan sebagai Rapat pertama kalinya Badan Pendiri, sekaligus Badan pengurus Perkumpulan JKKP.



Agenda rapat:

Status hukum, logo. JKKP, kesekretariatan, rekening bank, rencana kerja strategis 2013 n operasional pendukung, dsb.



Selanjutnya, JKKP hendak ke mana, oleh siapa saja, kapan dan di mana, untuk siapa akan dibahas pula oleh Pengurus JKKP dan relawan pada hari yang sama dan begitu juga lokasinya, pada pukul 14.00.



Ini adalah rapat terbuka bersama relawan JKKP.


Demikian undangan kami atas nama JKKP.


Salam hangat,


Riza V. Tjahjadi
(Belum ada keabsahan jabatan, br kerelawanan saja dulu)



Powered by Telkomsel BlackBerry®



JKKP Pangan kembali kepada kedaulatan keluarga dan komunitas.pdf       JKKP Pangan kembali kepada kedaulatan keluarga dan komunitas.pdf

273K   View   Download  



       Sekali lagi, rapat itu tak juga terlaksana, walaupun sudah dua kali saya mengedarkannya setelah saya kirimkan melalui imil di atas.



      Pada subyek lainnya, yaitu diskusi hal logo JKKP, macet pula. Ini rekaman diskusi singkat antara saya dan Amir melalui telefon genggam. Berikut informasinya.



JKKP, diskusi logo

from:   biotani@gmail.com
reply-to:           biotani@gmail.com
to:        Ricardo Nababan
cc:        biotani2004a@yahoo.com
date:     Wed, May 22, 2013 at 9:51 AM
subject:            JKKP, diskusi logo

                                                                                                                     


Ini usul Amir

Amir Husin Daulay has sent you an image  (lihat gambar saya kirim via BBM)









Warna :

~ Hijau mewakili pangan, terletak didalam, sesuatu yg harus dijaga, dilindungi.

~ Orange menggambarkan api, kekuatan, spirit untuk melindungi.


Bentuk :
Bentunya bersifat organik, tidak terdapat garis lurus, sesuatu yg hidup dan dinamis.


Font :
San Serif menunjukkan kekuatan tetapi pada saat yg sama keluwesan.


+ Unsur chain, jaringan, federatif jg terwakili dari shape-nya...

***

.



RVT, tanggapan:

OK ditampung utk diskusi yad



Amir:

Ya. Jadi alternatif pilihan. Sumbangan dari teman disainer.


Aku masih kurang sreg...


RVT, tanggapan:

Klo disainernya punya waktu n gratis ada beberapa pilihan. 1) simbolisasi benih padi dan sagu, misalnya: 2) simbolisasi alat kerja: alu n lesung tumbuk padi, kerbau n bajak atau cangkul, 3) rice teracess (abstrak). Warna-warna yang eksotis, untuk warna perlawanan pangan konvensional adalah Rudolf Steinerism/ Wardolf school (coba search mbah Goggle). Orang Austria tp jaya di Jerman, dan gerakkan perlawanan thd pupuk kimia awal 1930an, sistemnya biodynamic agriculture. Saya biotani utk pamer dunia/ internasional bahwa Indonesia jauh lebih kaya sistem produksi pangan (lebih dari 100 sistem biodinamika pertanian asli Nusantara) bukan cuma bergantung Steinerism yg kondang dianut cuma di Eropa dan Amerika Latin.:p


Oh, ya, kincir air sebagai penggeraj penggilingan juga bagus jika bisa diilustrasikan.


Itu diskusi lewat BBM kemaren siang s/d malam


RVT



Powered by Telkomsel BlackBerry®

-





    Ketika PMK HKBP dan Biotani Bahari Indonesia akan mengadakan rapat untuk pengembangan desa di Kecamatan Cikande Kabupaten Serang, Indera Nababan sehari sebelumnya mengabarkan melalui sms bahwa Amir akan hadir… Saya berharap akan dapat dilakukan tinjauan dan rencana-ulang kegiatan JKKP… Nyatanya, ”lagi-lagi” Amir tak bisa hadir. Dan, ternyata itu adalah ketidakhadiran Amir yang terakhir dan selamanya, Karena, beberapa waktu kemudian saya mendapat sms bahwa ia telah menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Sabtu 6 Juli silam,.



     Akhirul kata, dengan rasa hormat dan haru yang mendalam saya menyatakan: Kedaulatan Pangan, saya pandang sebagai a New Frontier-nya Amir – tetapi ternyata jejaknya baru sebatas tepian saja... Tuhan berkendak lain... Dan Indera Nababan patah hati... “Kita kubur JKKP,” katanya kepada saya di kantornya PMK HKBP pada 15 Juli 2013. Saya diam saja... dalam kalkulasi saya baru forum (maunya) diskusi BBM, legalitas Perkumpulan JKKP, dan nomor wajib pajak (NPWP), lalu, satu usulan kegiatan yang baru gagasannya saja saya presentasikan ke Bogor, atau versi usulan proyek di internal pendiri, sekaligus pengurus perkumpulan JKKP... Entahlah, bagaimana kelanjutannya, tetapi saya berharap akan adanya kegiatan dalam payung Perkumpulan JKKP di waktu mendatang.



Tangerang 10 Agustus 2013.





---

Catatan tambahan 

[1] Ada pula # Community sustainable livelihoods Adaptation sebagai counter discourse terhadap anutan mekanistik (Clean Development Mechanism, CDM) dalam Kyoto Protocol (2008-2012); # Pupuk organik sepenuhnya dalam politik subsidi dalam APBN, # Pangan sehat lokal non-GMOs, # Alternatif perdagangan hijau,  #  Alternatif hijau dalam kurikulum sekolah dasar, #  dsb.

[2] Basa-Asia (Biodiversity in Action for Sustainable Agriculture in Asia) with focus on campaigns against GMOs, IPR/TRIPs & TNCs. The BASA Asia membership (1999-now) includes: Alternative Agriculture Network, Thailand; BioTani Indonesia Foundation, Indonesia; Biothai, Thailand, CEDAC, Cambodia; MASIPAG, Philippines; UBINIG, Bangladesh; Deccan Development Society, India; Kilusang Magbubud ng Pilipinas; Oscar B. Zamora, Philippines; GRAIN, International.

[3] The Southeast Asian Food Security and Fair Trade Council, as originally the Southeast Asian Liaison Committee (SEALIACOM or LC); This Council originated from the 1996 Southeast Asian NGO Conference on Food Security and Fair Trade which was held in the Philippines in February 16, 1996. Founders: Cambodia Development Resource Institute (CDRI); Pesticide Action Network Indonesia,  and Walhi, Indonesia; CAA Laos and Oxfam Belgium in Laos; Education and Research Association for Consumers (ERA Consumer) and Asia Pacific Secretariat for Consumerism, Advocacy, Research and Education (APSCARE), Malaysia; Management and Organizational Development for Empowerment (MODE), Inc., Philippines; Alternative Forum for Research in Mindanao (AFRIM), Inc., Philippines; Rural Reconstruction Alumni and Friends Association (RRAFA), Thailand;  Focus on the Global South, Thailand;  ISIS International, Philippines; Dr. Vo Tong Xuan, University of Cantho, Vietnam; VACVINA, Vietnam.

[4] No Patent on Rice No Patent on Life was set up in Masipag office in Los Banos of the Philippines on 25 April 1998 declared by Biothai, GRAIN, Masipag, PAN Indonesia, Oscar Zamora and Robert Verzola. No Patent on Rice No Patent on Life, then,  was embryo of Basa Asia. No Patent on Rice No Patent on Life, later, in 2001 joined to larger alliance namely No Patent on Life, NPOL. In Indonesia, as on example, PAN Indonesia' Campaign No Patent on Life supported by 1,500 farmers of southeast West Jawa, namely Serikat Petani Pasundan on 18 July 2000; mass demonstration included entering the People Assembly & Parliament Building.

[5] PAN Asia and the Pacific, Pesticide Action Network (PAN) koalisi masyarakat madani peduli penyalahgunaan pestisida dan sekaligus pengembangan pertanian alternatif melalui aksi lapang maupun advokasi berkantor di Penang Malaysia. Di Indonesia, PAN Indonesia, berdiri pada 7 September 1982, (saya koordinatornya sejak 1995) adalah salah satu anggota komite pengarah hingga tahun 2003.

[6] Pada tanggal 26 Maret 2002 Shiseido menyatakan membatalkan paten terhadap tanaman Indonesia (lihat kompas). Shiseido pun juga telah terlebih dahulu menarik patennya di kantor EPO Munich Jerman,





Forum80an.JPG



Hasil kerja AHD, mengumpulkan baung-pisah, aktivis 1980an dalam BBM-nya. Ini adalah temu-kangennya aktivis tersebut dalam buka puasa bersama di gedung Rajawali Nusantara Indonesia, RNI Mega Kuningan Jakarta Selatan pada 31 Agustus 20123. Pada kesempatan itu Imran Hasibuan mengumumkan perpanjangan batas-akhir memasukkan naskah buku tentang AHD pada tanggal 15 Agustus. Ia juga memintaku menuliskan tentang AGHD seusai saya presentasi berkisah tentang AHD dalam konteks kerja garap kedaulatan pangan; saya sendiri hanya melanjutkan topik kedaulatan pangan yang diawali oleh Tati Krisnawati, karena Tati menarik aku ikut dia ke depan para aktivis untuk menemani berkisah tentang pangan di tanah air ini. Sekadar info: saya, RVT ada pada posisi ke dua sisi kanan, yang berdiri.










---o0o---





Arsip Blog