Sabtu, 30 Maret 2013
Kamis, 28 Maret 2013
Tiga Juta Hektar Lahan Tani Terbangun Jika Subsidi BBM Dihapus
Tiga Juta Hektar Lahan Tani Terbangun Jika Subsidi BBM Dihapus
Hari ini adalah hari ke-87, sudah sekitar Rp 71 trilyun dana subsidi BBM/listrik habis di 2013. Dana tsb cukup untuk bangun sekitar 3 juta hektar lahan untuk tanam padi, tebu, bawang, jagung (tdk termasuk harga tanah). Yang bocor/dinikmati yang tidak berhak sekitar Rp 7-10 trilyun. Rp 63 trilyun oleh dinikmati orang mampu yang tinggal di Kota dan hanya sekitar Rp 3 trilyun dinikmati kendaraan umum. Sangat #tidak adil. Subsidi BBM bukan sekedar masalah fiskal/APBN, tapi masalah utamanya adalah #ketidakadilan (MSD).
Powered by Telkomsel BlackBerry®
biotani@gmail.com
5:42 PM (24 minutes ago)
to biotani2004a
dengan uang tsb bisa aq dirikan kilang minyak dengan kapasitas 250ribu barrel/day. dari keuntungan cukup untuk menekan/mensubsidi BBM long term. he he...tanggapan tetangga
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Riza V. Tjahjadi
biotani@gmail.com
---o0o---
Sabtu, 23 Maret 2013
Indonesia mau tanam padi di Myanmar dan Kamboja, tapi krisis tanah subur
Indonesia mau tanam padi di Myanmar dan Kamboja, tapi krisis tanah subur
Kartun Riza V. Tjahjadi
biotani@gmail.com
Indonesia SUDAH berSWASEMBADA BERAS SEJAK tahun 2008, TAPI MAU TANAM PADI DI MYANMAR DAN KAMBOJA RENCANA DI MERAUKE GAGAL, RENCANA DI KALTIM TAK JELAS, TAPI MAU KE KALBAR
In d o n e s i a sekarang k r i s i s tanah s u b u r sebagai sawah yang layak sebagai lahan penanaman padi. Separuh lebih yaitu sebesar 4,7 juta hektar kondisinya kritis..
T o t a l luas sawah 7,9 juta hektar (Suswono di Metrotv, ....Maret 2013). T o t a l petani 17,83 juta, petani padi 14,99 juta menurut nama dan alamat (Kemenkeu, 2009).
Riza V. Tjahjadi dalam naskah menyusun "position paper" Jaker PO (2009) menyatakan: Namun (...) sejumlah fakta terungkap, Indonesia sudah terjebak dalam ”perangkap pangan” negara-negara maju. Hal ini terlihat dari tujuh komoditas pangan utama nonberas yang sangat bergantung pada produk impor. Dari tujuh komoditas tersebut, empat di antaranya, yakni gandum, kedelai, daging ayam ras, dan telur ayam ras, dinyatakan sudah masuk kategori kritis.
-
Lihat juga: Pernyataan Posisi Jaker PO Pertanian Organik bagi Kemandirian Petani kecil. Disusun oleh Badan Pengarah Jaringan Kerja Pertanian Organik (BP Jaker PO), Surakarta, 17 April 2009.
Info terkait lainnya, silahkan baca posting sebelum ini, yaitu tertanggal 20 Maret 2013.
juga: Rabu, 07 September 2011
Minta anggaran tetapi tak jelas luas tanah sawah yang sudah pulih kesuburannya: (...) Data terakhir Kementerian Pertanian, luas sawah yang rusak sudah lebih dari 4 juta hektar, tepatnya 4,7 juta hektar yang tersebar di delapan provinsi sentra produksi padi. Perinciannya, 2,8 juta hektar (50%) adalah sawah yang tergradasi sedang, 1,8 juta hektar (38%) tergradasi berat, dan sisanya tergradasi rendah (8%), dan tidak tergradasi (4%).
Masa pemulihan pemulihan kesuburan tanah sekitar 3 tahun. "Tapi pemulihannya itu tergantung kepada alokasi anggaran," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Haryono seperti dikutip oleh "Kontan" (12 Augustus 2011).
http://biotaniindonesia.blogspot.com/2011/09/minta-anggaran-tetapi-tak-jelas-tanah.html
---o0o---
Rabu, 20 Maret 2013
Pemerintah RI akan Tanam Padi di Myanmar, kartun
Pemerintah RI akan Tanam Padi di Myanmar,
kartun Riza V. Tjahjadi
Petani, ya, ngertinya Bulog atau pemerintah itu sama saja.... Itu maksudnya, ketika berkabar kepada mitranya tentang gagasan pemerintah akan tanam padi di Myanmar dan Kamboja, kepada rekan-rekannya kalangan petani.
Pembangunan sawah di Kaltim, populerlnya disebut "food estate" dimaksudkan adalah yang akan dibangun oleh PT Sang Hyang Seri (SHS). Food estate di Kaltim dipahami masyarakat adalah pindahan dari rencana pembangunan food estate di Merauke Papua. Di Merauke pembangunan food estate dilakukan oleh gabungan dana APBN, dan (konsorsium) swasta, tetapi "terhenti" karena terkendala oleh masalah lahan... Nah di Kalimantan Timur, terbetik pula kabar, bahwa PT SHS akan lebih memilih lokasi di Kalimantan Barat... Pindah-pindah, ya, lokasinya... tetapi targetnya tetap, yaitu bikin sawah baru skala besar.
latar belakang:
Lahan Myanmar &Kamboja cocok untuk pertanian.
March 14, 2013 - 16 : 39 ·JAKARTA. Pemerintah berencana membuka sawah baru di Mayanmar dan Kamboja. Selain
karena lahan di Indonesia terbatas, ini juga karena sebagian besar lahan
pertanian di dua negara tetangga itu masih belum banyak digarap.
Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengungkapkan, Kamboja dan Myanmar
memiliki lahan dan iklim yang bagus untuk membuka sawah dan menanam padi. "Sudah
banyak juga investor yang mau masuk," ujarnya di Jakarta, Kamis (14/3),
Meskipun demikian, Rusman mengatakan, pemerintah belum menentukan jangka waktu
kapan mulai merealisasikan rencana tersebut dan berapa nilai investasinya. Yang
jelas, menurut Rusman, Pemerintah Myanmar bersedia membuka diri bagi investasi
Indonesia di bidang pertanian. "Kesempatan baik ini harus benar-benar bisa
dimanfaatkan," katanya.
Menurut Rusman, industri pertanian di Myanmar sebenarnya bahkan sedikit lebih
maju dibanding industri pertanian di Indonesia. Meskipun demikian, Kementerian
Pertanian (Kemtan) tetap berharap, Myanmar mau memberikan keistimewaan bagi
Indonesia dalam investasi di sektor pertanian. "Mereka membolehkan membangun
perkebunan," ujarnya.
Sementara di Kamboja, Bulog sudah melakukan penjajakan di sana selama dua tahun
terakhir. Bahkan Indonesia sudah berinvestasi dalam aspek pasca panen seperti
penggilingan beras. br />
http://koranindonesia.com/2013/03/14/lahan-myanmar-kamboja-cocok-untuk-pertanian/#.UUmUe_KL5Ao
Silahkan baca juga:
Proyek Food Estate di Merauke Terhadang Lahan, Pemerintah Beralih ke Kalimantan
Zulfi Suhendra - detikfinance
Selasa, 04/09/2012 19:45 WIB
http://finance.detik.com/read/2012/09/04/194556/2008073/4/proyek-food-estate-di-merauke-terhadang-lahan-pemerintah-beralih-ke-kalimantan
Food Estate Kaltim Tetap Jalan, PT SHS Pilih Cetak Sawah di Kalbar
Selasa, 25 Desember 2012 - 10:44:44
http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/6825/food-estate-kaltim-tetap-jalan.html
---o0o---
Minggu, 17 Maret 2013
Indonesia Miskin Menu alternatif Bawang Putih dan Bawah Merah?
The famous Spice Islands, Indonesia has no popular food menus without garlic and shalot
Price of garlic and onion prices skyrocketed occur in the most retail markets spread out the country since two weeks ago. Retailers complain, selling garlic and onions are few in number. Trade ministers can not do much, Agriculture Minister was busy calculating the re-allocation of imported garlic and onions. In processed food traders spiced garlic and onions can not be dodged, because it has been caught in a trap strict dependence menu that relies on both original subtropical crops it.
Okay, Indonesians, especially the Cook - which used to be named "koki" the now-popular named chef .... Where are you guys creations? Try to check out the traditional food seasoning, peracik is there?
Riza V. Tjahjadi in article, entitled Out of Spice, Facing Lost Generation. A situationer (2005) pointed out: With 17,508 islands and about 18,000 km of coastlines, Indonesia is the world’s largest archipelago. 17,489 are small islands of which, according to the Directorate General of Rural Development (1997), 2,149 small islands are inhabited. Indonesia is ranked second in the world`s biggest herbal plant producers after Brazil. Indonesia had some 30,000 species of herbal plants. But only about 260 species have been used for producing herbal medicine, with about 1,900 traditional herbal medicine entrepreneurs in Indonesia, of which about 90 percent were small and medium scale businesses (Ant, 7 May 2005). Indonesia also harbors great knowledge on the uses and development of biodiversity embedded in the cultural forms and knowledge systems of its many and varied traditional communities. Some 6,000 plants, 1,000 animals and 100 microbe species are used by Indonesian communities in their daily life. Knowledge on medicinal and food values of wild and cultivated species are interlinked with cultural systems that are fast disappearing in Indonesia. Thus, it is obvious that the erosion of Indonesia's biodiversity and traditional knowledge on biodiversity is not just a matter of national concern, but of international concern as well. Opportunities to develop new varieties of food crops, new medicines and new industrial raw materials will be lost with the erosion of Indonesia's biological and cultural diversity (GoI, 1997).
Indonesia Miskin Menu alternatif Bawang Putih dan Bawah Merah?
Harga bawang putih nyaris bersamaan dengan harga bawang merah meroket terjadi di semua pasar sembako di tanah air semenjak dua pekan silam. Penjual eceran mengeluh, penjualan bawang putih dan bawang merah hanya sedikit jumlahnya. Menteri perdagangan tak dapat berbuat banyak, Menteri pertanian sibuk hitung-ulang alokasi impor bawang putih dan bawang merah. Pada pedagang pangan yang berbumbu bawang putih dan bawang merah tak bisa berkelit, karena sudah ketat terjerat ke dalam jebakan ketergantungan menu yang mengandalkan kedua hasil bumi aslinya beriklim subtropis itu.
Adakah yang nakal? Seorang pemasok bawang goreng
ke banyak hotel di wilayah Jakarta, biasanya menyampur bawang merah
dengan non-bawang merah. "Berton-ton yang didistribusikan ke semua hotel
di Jakarta," ujar seorang pedagang bawang goreng varietas Sumenep.
Adalah ubi merah, sebagai oplosan bawang goreng. Ubi merah dicetak yang
hasilnya seperti irisan bawang di pabriknya di wilayah Bogor. Naah, di
saat harga bawang merah meroket, apakah porsi oplosannya makin besar?
Tak tahu... Yang jelas bawang merah khusus untuk bawang goreng, yaitu
varietas Sumenep ikut naik harganya; sama dengan harga bawang merah
Brebes. Seorang pembuat bawang goreng rumahan dengan ukuran 2 kg per pak
mengaku telah sepuluh hari istirahat, karena tak ia sudah sanggup
memutar modal dagangnya dengan harga bawang merah meroket nyaris 300
persen.
Lebih dari itu semua, tampaknya masih sulit bagi para
pembuat masakan untuk memperoleh pengganti rasa dan khasiat bawang
putih. Benarkah?
Hayo, Indonesia, khususnya para jurumasak - dulu
koki yang kini keren dipanggil chef.... Mana kreasi kalian? Coba tengok
ke pada para peracik bumbu pangan tradisional, adakah?
RVT,
biotani@gmail.com
Info terdahulu di akun saya di fb, 15 Maret 2013
Riza V. Tjahjadi
Friday via BlackBerry Smartphones App
Indonesia, atawa Nusantara semakin digantung dengan pasar impor... Keran impor bawang putih semakin diperbesar masuknya?
Akal-akalan impotir... Sebanyak 109 kontainer yang katanya isi bawang putih impor malahan terus diinapkan di pelabuhAn Tanjung Mas Surabaya, meskipun semestinya sudah bisa didistribusikan ke pasar-pasar, karena dokumen sudah lengkap untuk pendukung perdagangan bawang putih asal Cina dan Thailand ini... Tak heran harga di pasar meroket.
-
Riza V. Tjahjadi Minggu depan kartel importir bawang putih akan dipanggil oleh KPPU, karena akal-akalan bukan dagang yang "benar", taat aturan; begitu sari informasi di *ntv n sctv sore ini.
Friday at 5:03pm · Like
Agus Sunarto inilah negeri dongeng para korak
Friday at 11:08pm · Like
Riza V. Tjahjadi Begal, kecu dioprak-oprak ditangkepi, diborgol... Tapi heeeemmm... setan gundul bakulan 'do komAt-kamit ngitung untung, konsumen mringis 'do buntung akal.
Friday at 11:15pm · Like
-
Riza V. Tjahjadi
Friday via BlackBerry Smartphones App
Indonesia... Atawa Nusantara... Katanya... heeEeeM... Negeri yang berlimpah rempah-rempah... Lhaaa, kok, (mau,) ya, gampang banget diobok-obok tengkulak (kerennya: kartel importir)... Hopo tumon, kita tidak punya alternatif menu terhadap (impor) bawang putih?
https://www.facebook.com/riza.v.tjahjadi
revisi, tambah poster: 18 Maret 2013
---o0o---
Langganan:
Postingan (Atom)