Keamanan Pangan Masih Tanda Tanya
Masih banyak kimia yang ngendon dalam pangan kita: lokal, dan juga pangan impor..!
Karenanya
keamanan pangan masih jauh dari perlindungan ketat bagi konsumen di
Nusantara ini; apalagi jelang era MEA pada awal 2016..!
Akankah
pangan "kotor kimia" dari luar semakin banjiri negri ini? Sebaliknya,
ekspor pangan kita masih tanda tanya? Berapakah kontribusi ekspor pangan
organik kita ke devisa negara?
Kemtan: Masih Ada Hasil Pertanian Mengandung Kimia
Sabtu, 22 Agustus 2015 | 05:40
Medan
- Kementerian Pertanian mengakui berbagai produk pangan segar hasil
pertanian di Indonesia masih ada yang mengandung formalin, timbal, dan
aflatoksin.
Direktur Mutu dan Standardisasi Kementerian Pertanian
Andjar Rochani di Medan, Sumatera Utara, Jumat (21/8), mengatakan pada
periode 2012-2015 masih ditemukan pangan segar hasil pertanian yang
mengandung bahan kimia antara lain formalin, timbal (Pb) dan aflatoksin
(senyawa racun/toksin dari jamur).
"Bahan kimia itu juga banyak
dijumpai pada buah jeruk, beras dan kacang tanah, lada yang diberi
pemutih dan produk lainnya," katanya.
Dia mengatakan itu pada
Diseminasi Peraturan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan memasuki
Masyarakat Ekonomi ASEAN. (MEA) yang sudah dimulai pada 2015. Tindakan
itu, tentu saja tidak memberikan keamanan pangan bagi konsumen terutama
di dalam negeri dan tidak menguntungkan bagi Indonesia.
Ekonomi
Menurut
dia, Kemtan sudah berupaya mengatasinya dengan berbagai cara mulai saat
pre-market atau sebelum dipasarkan terutama pada produk hasil pertanian
baik segar dan olahan primer melalui skema sertifikasi, pendaftaran
atau registrasi produk dalam dan luar.
Kemudian, ada ketentuan
untuk pendaftaran rumah kemas serta rekomendasi ekspor dan impor,
pengawasan konsistensi pemenuhan persyaratan registrasi serta
sertifikasi melalui surveilen. Termasuk melalui pengawasan post-market
atau ketika beredar untuk mengawasi aspek keamanan pangan agar tidak
terkontaminasi residu pestisida, logam berat dan mikroba dengan
penggunaan nomor registrasi, logo sertifikasi produk pangan hasil
pertanian yang beredar di pasar.
"Pengawasan kasus per kasus juga dilakukan untuk merespon bila ada isu keamanan pangan di masyarakat," katanya.
Dia memberi contoh untuk beras dengan memberlakukan pendaftaran PSAT baik produk dalam (PD) dan produk luar (PL) .
"Peraturan
pendaftaran itu masih dalam proses revisi untuk kemudian diberlakukan
wajib bagi semua terutama produsen dan pemasok atau pedagang," katanya.
Dia
menegaskan, Kemtan juga mendorong terus bertumbuhnya pertanian organik
yaitu dengan menetapkan Permentan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Sistem
Pertanian Organik.
Kepala Bidang Usaha Tani Dinas Perkebunan
(Disbun) Sumut, Sarida Khairani mengatakan, untuk di Sumut, kandungan
yang rawan di pangan segar hasil pertanian asal Sumut adalah berupa
residu pestisida.
"Tapi ancaman residu tersebut sudah semakin
berkurang dengan semakin tingginya kesadaran petani soal bahaya
menggunakan bahan kimia itu di atas ambang batas,"katanya.
Hampir
semua produk ekspor Sumut mulai kakao, kelapa sawit, kopi.karet, pala
dinilai cukup aman yang dibuktikan tidak adanya protes dari negara
pengimpor.
Plt Kasubdit IV/Tipiter Direktorat Reserse Kriminal
Khusus Polda Sumut, Kompol Robin Simatupang mengatakan, dalam menjaga
keamanan pangan, pihak kepolisian tidak bisa bergerak sendiri.
"Harus ada kerja sama dan kepolisian siap membantu menjaga keamanan pangan segar hasil pertanian di Sumut," katanya.
/HS
http://m.beritasatu.com/…/300964-kemtan-masih-ada-hasil-per…
Gambar-gambar adalah ilustrasi saja.
July 15 2015
P a n g a n
Jelang Lebaran:
Sidak ke pasar swalayan tapi tanpa adanya eksekusi
Penarikan [recall] pangan itu dari peredaran..!
Naaahhhhh..!
Hindari formalin pada makanan..!
Khususnya, ini [kasus terkini]:
Apel
Washington mengandung kadar formalin 0,8 miligram, jeruk Cina 0,6
miligram, dan kikil 0,6 miligram ditemukan di pasar swalayan di
Indramayu.
"Normalnya makanan itu harus berkadar 0 miligram
formalin, atau terbebas dari formalin," kata Kepala Perlindungan
Konsumen dan Metrologi Diskoperindag Kabupaten Indramayu Jawa Barat,
Lina Yustina [Senin 6/7/2015].
Dst... [Pikiran Rakyat 6 Juli 2015]
Lalu, apa sajakah dampak formalin bagi kesehatan manusia?
15 Bahaya Formalin Pada Makanan Bagi Kesehatan
Formalin
atau formaldehyde merupakan zat yang tidak berwarna, mudah terbakar,
namun memiliki bau yang sangat menyengat. Formalin biasa digunakan
sebagai bahan untuk cairan pembersih dan juga digunakan juga dalam
pembuatan perkakas rumah tangga, furniture, atau kayu lapis. Bahan
perekat seperti lem juga menggunakan formalin untuk membuatnya. Formalin
juga digunakan untuk bahan desinfektan, fungisida dan germisida.
Di
Indonesia, formalin yang digunakan untuk pengawet makanan sebenarnya
sangat dilarang oleh Kementrian Kesehatan kita. Bahkan beberapa
undang–undang dan permenkes juga diterbitkan untuk melarangan penggunaan
formalin ini. Berikut ini beberapa bahaya formalin pada makanan bagi
kesehatan manusia.
1. Iritasi Mata. Saat formalin terurai di
dalam udara dan melebihi 0,1 ppm, akibatnya bisa membuat mata berair,
sensasi terbakar pada mata
2. Iritasi saluran pernafasan. Jika
formalin terhirup oleh hidung dan masuk ke sistem pernafan lainnya, efek
yang mungkin bisa langsung dirasakan adalah rasa panas di hidung maupun
tenggorokan. Bisa juga berupa bersin dan batuk yang terus menerus.
Bahkan seseorang yang terpapar formalin pada kadar tertentu bisa membuat
sesak nafas hingga sulit bernafas.
3. Mual. Pada beberapa kasus, apabila tubuh terpapar formalin, seseorang bisa mengalami nausea atau mual–mual.
4.
Kulit kemerahan. Bila formalin mengenai kulit, dampak secara
langsungnya bisa membuat kulit iritasi yang ditandai dengan warna
kemerahan pada permukaan kulit. Setelah beberapa waktu dampak formalin
juga bisa membuat kulit terasa menebal dan kasar dan jaringan kulit akan
menjadi keras.
5. Kerusakan organ pencernaan. Jika formalin
tertelan dan masuk ke dalam tubuh manusia, formalin bisa merusak organ
pencernaan. Pada mulanya yang pertama akan muncul adalah sensani
terbakar di kerongkongan, tenggorokan, sampai perut pun merasa terbakar.
Gejala yang lain mungkin akan membuat anda sulit jika menelan makanan.
Keadaan ini bahkan bisa mengarah pada pendarahan dalam dan hilangnya
kesadaran.
6. Gangguan Menstruasi. Jika wanita tidak sengaja
menelan formalin, dampaknya bahkan bisa membuat siklus menstruasi
menjadi terganggu. Pada tahap tertentu bahkan bisa menyebabkan gangguan
kesuburan.
7. Kanker hidung. Jika anda berkali–kali terpapar
formalin dan hidung anda mencium formalin dalam jangka panjang, formalin
bisa menyebabkan kanker terbentu pada hidung. Ini dikarenakan formalin
memiliki sifat yang sangat beracun pada tubuh dan juga zat karsinogenik.
8.
Menyebabkan diare. Formalin yang terkandung dalam makanan dan tidak
sengaja dikonsumsi manusia, dapat menyebabkan seorang mengalami diare.
Iritasi pada lambung dapat berakibat pada terjadinya diare.
9.
Susah tidur. Jika formalin masuk ke dalam tubuh dan merusak sistem
saraf, hal yang paling ringan yang dapat anda rasakan adalah sulit tidur
atau insomnia. Pada jangka waktu yang panjang, seorang yang sering
terpapar formalin bisa mengalami sulit untuk berkonsentrasi, mudah
melupakan sesuatu, hingga menyebabkan anda semakin lebih sensitif.
10.
Kanker Otak. Efek formalin dalam jangka panjang akan sangat
membahayakan bagi kesehatan. Efek formalin bahkan bisa mengarah pada
kematian jika seorang terpapar secara terus menerus dan dalam jangka
waktu yang lama. Jika masuk ke dalam tubuh, formalin bisa menyebabkan
seorang mengalami kanker otak. Formalin juga merupakan zat karsinogenik
yang sifatnya bisa menyebabkan tumbuhnya sel–sel kanker.
11.
Mengganggu proses pertumbuhan. Formalin banyak sekali ditemukan pada
jajanan yang dijual di sekolah seperti jajanan anak. Jika anak dibiarkan
terus menerus megkonsumsi jajanan berformalin, dampaknya bisa
menyebabkan anak mengalami gangguan proses pertumbuhan.
12.
Kanker paru-paru. Menghirup formalin dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan gangguan pada sistem penafasan. Formalin yang terus menerus
dihirup tubuh dapat menyebabkan kanker pada paru–paru.
13. Sakit
kepala. Apabila formalin sudah menyerang sistem saraf, biasanya dalam
kasus seperti ini seorang juga dapat mengalami sakit kepala ringan
hingga yang sakit kepala yang cukup berat.
14. Koma. Kematian.
Formalin yang tertelan ke dalam tubuh dalam konsentrasi yang tinggi bisa
menyebabkan kematian sel–sel tubuh dan matinya saraf. Hal ini dapat
membuat seseorang mengalami koma hingga kematian.
15. Rasa gatal.
Rasa gatal yang sangat bisa timbul bila formalin masuk melalui sistem
pernafasan. Bila terjadi seperti ini artinya formalin sudah masuk ke
dalam paru–paru dan anda harus segera pergi ke dokter agar gejala tidak
semakin menjadi lebih parah.
Walaupun efek jangka pendek dari
paparan formalin sudah sangat diketahui banyak orang, efek jangka
panjangnya malahan jarang diketahui oleh banyak orang. Pada tahun 1980,
penelitian di laboratorium membuktikan jika paparan formalin pada tikus
bisa menyebabkan tikus mengalami kanker nasal. Sejak penelitian pertama
tersebut, banyak penelitian lanjutan yang mengungkapkan jika formalin
merupakan zat karsinogenik pada manusia dan menyebabkan kanker – kanker
jenis tertentu. Inti dari penelitian tersebut adalah bahwa bahaya
formalin dapat menyebabkan timbulnya penyakit paling mematikan di dunia.
Dst
http://halosehat.com/…/15-bahaya-formalin-pada-makanan-bagi…
screenshot berita mengenai apel, jeruk, dan kikil berformalin
di pasar swalayan Indramayu Jawa Barat
'
Menampik Adanya Beras Plastik, Kini Polri Jaksel Temukan Beras Oplosan Pemutih..!
Alamak, 'jeng..! Aneh-aneh 'kalinya, 'pangan kita, neh...
Puslabfor Polri temukan beras dioplos pemutih
Kamis, 28 Mei 2015 | 10:16 WIB
Dibaca: 216 kali
JAKARTA. Dalam upaya mencari kebenaran beras plastik, beberapa waktu lalu, personel kepolisian menemukan perkara lain, yakni adanya beras yang diduga dicampur dengan bahan pemutih.
"Penyelidikan soal beras plastik sudah selesai. Tapi kita menemukan dugaan beras dioplos dengan kimia, pemutih. Itu yang sedang kita tangani," ujar Kepala Bareskrim Komjen Budi Waseso di kompleks Mabes Polri pada Kamis (28/5).
Budi Waseso tidak menjelaskan detail terkait awal penemuan beras diduga dioplos pemutih itu. Ia mengatakan, tempat kejadian perkara ada di bilangan Jakarta Selatan. Perkara tersebut pun ditangani Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan. Adapun, peran Mabes Polri yakni penelitian di pusat laboratorium forensik atas sampel beras yang diduga dioplos pemutih tersebut.
Budi Waseso tidak dapat memastikan kapan penelitian itu rampung. "Minimal itu empat hari baru bisa diketahui hasilnya. Kita harus menelitinya dengan hati-hati supaya diketahui, beras itu benar-benar dicampur kimia atau tidak," ujar Budi Waseso.
Penelitian tim Puslabfor atas sampel beras itu, lanjut Budi Waseso, terdiri dari lima fase. Dia tak dapat mengungkap ke publik lima fase yang dimaksud atas alasan kerahasiaan penyidikan.
http://mobile.kontan.co.id/…/puslabfor-polri-temukan-beras-…
¤¤
¤
Sucofindo Diperiksa Polisi Soal Beda Hasil Beras Plastik? | Tempo Metro
Sejumlah pejabat di PT Sucofindo mendatangi Markas Kepolisian Resor Kota Bekasi, Kamis siang, 28 Mei 2015. Kedatangan
metro.tempo.co
Sucofindo Diperiksa Polisi Soal Beda Hasil Beras Plastik?
Jum'at, 29 Mei 2015 | 03:04 WIB
Sucofindo Diperiksa Polisi Soal Beda Hasil Beras Plastik?
Pedagang menunjukan salah satu beras yang dijualnya di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, 21 Mei 2015. Para pembeli mencium aroma dan melihat bentuk fisik beras, salah satu cara yang dilakukan warga untuk menghindari peredaran beras sintetis dipasaran. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Bekasi - Sejumlah pejabat di PT Sucofindo mendatangi Markas Kepolisian Resor Kota Bekasi, Kamis siang, 28 Mei 2015. Kedatangan mereka diduga terkait dengan uji laboratorium beras plastik oleh PT Sucofindo yang hasilnya positif.
Pengamatan Tempo, perwakilan dari perusahaan pelat merah tersebut yang hadir berjumlah empat orang. Mereka datang sekitar pukul 13.30 WIB. Tak ada yang bersedia memberikan keterangan kepada wartawan. Mereka langsung menuju ke Unit Kriminal Khusus Polres Kota Bekasi di lantai dua. "Langsung ke pusat saja," kata salah satu dari mereka kepada wartawan, Kamis, 28 Mei 2015.
Tak hanya dari Sucofindo, perwakilan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi juga menjalani pemeriksaan. Begitu pun dengan pelapor adanya dugaan beras plastik, Dewi Septiani, dan adiknya. "Tadi ditanya seputar beras yang saya makan," ucap Putri, adik Dewi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Aceng Solahudin di sela pemeriksaan enggan memberikan keterangan. "Belum selesai, barusan izin salat," ujar Aceng. Hingga berita ini dibuat, mereka masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik Polda Metro Jaya yang datang ke Polres Kota Bekasi.
Kepala Polres Kota Bekasi Komisaris Besar Daniel Bolly Hyronimus Tifaona membenarkan adanya pemeriksaan berkaitan dengan beras. Ditanya apakah berkaitan dengan hasil yang berbeda, dia mengaku tak ada kaitannya. "Itu kan ahli," tuturnya. "Pemeriksaan umum biasa saja."
Sebelumnya, hasil uji laboratorium oleh Sucofindo membuktikan bahwa ada tiga kandungan kimia dalam beras yang dijadikan sampel, yakni BBP (benzyl butyl phthalate), DEHP (bis-2-ethylhexyl phthalate), dan DINP (diisononyl phthalate). Kandungan itu biasa dipakai untuk pembuatan pipa, kabel, dan komponen lain yang mengandung unsur plastik.
Hasil itu berbeda dengan yang diteliti Badan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian Pertanian, dan Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian RI. Sebab, tiga lembaga negara itu menyimpulkan bahwa tak ada kandungan unsur kimia plastik.
http://metro.tempo.co/read/news/2015/05/29/083670426/sucofindo-diperiksa-polisi-soal-beda-hasil-beras-plastik
January 27, 2015
Stop Makan Apel Amrik:
Granny Smith, dan Gala
Califonia adalah kantong produksi buah-buahan subtropis bermasalah lagi..!
Terjadi
ledakan bakteri Listeria pada buah apel varietas Granny Smith dan Gala
pada awal bulan ini. Akibatnya, apel itu ditarik dari pasaran jelang
pertengahan Januari hingga kini.
Dulu saya ikut kampanyekan: Wrath of Grape (1990an-1995an)
Kini akankah:
Wrath of Apple?
Di
Indonesia, kemendag sudah larang penjualan apel impor Amrik varietas
Granny Smith dan Gala. Yang sudah di tangan penjual diminta tidak
menjual ke konsumen...!
dihimpun oleh Riza V. Tjahjadi
biotani@gmail.com
lihat juga timeline pada akun Facebook Riza V. Tjahjadi
lihat juga:
http://www.slideshare.net/biotani/keamanan-pangan-masih-tanda-tanya
-o0o-