Plastik dan Sampah
Penutup pada Pantauan bulan November 2025
Kegagalan tersusunnya #traktat PBB tentang #plastik (#plastictreaty) Agustus silam dipahami bahwa alam murka; banyak bencana terjadi termasuk yang baru terjadi di Aceh, Sumut dan Sumbar
Peluang #kerjahijau (#green job) diperlukan sekitar 1,5 juta tenaga kerja baru berdasarkan proyeksi Kementerian PPN/Bappenas; untuk mengisi sektor-sektor hijau termasuk pengelolaan sampah
Fokuslah pada penanggulangan #sampahplastik, jangan silaf dengan masalah pokoknya itu misalnya sebarluaskan budidaya ulat maggot. Cobalah budidaya #ulatpemakanplastik
https://www.slideshare.net/slideshow/plastik-dan-sampah-pantauan-november-2025-pdf/284489612
Penutup
1. Kegagalan dunia Menyusun Traktat PBB tentang Plastik pada Agustus silam ternyata dimaknai oleh seorang kolumnis dari India, yaitu dengan munculnya bencana polusi, air sungai yang beracun dan sebagainya di India...Itu informasi di akhir bulan Oktober silam. Tetapi di akhir November lalu, sampah tampak Bersama sisa banjir lainnya Ketika kota Medan di Sumatera Utara terkena imbas dari cuaca ekstrem. Beberapa wilayah, meliputi 53 kabupaten/kota di provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, yang jauh lebih parah terdampak cuaca ekstrem berupa Topan Senayar, malah yang kasat mata adalah sampah batang kayu gelondongan. Musibah dari topan itu juga mengenai Thailand, Malaysia dan Srilanka.
These aren’t “natural disasters” — they’re warnings. The Earth is reminding us that balance must be restored, one way or another. The Power to Change Lies with Us
2. Olah sampah, lalu, produknya malah laku di pasar mancanegara menjadi salah satu warta yang mencolok mata di media massa daring: Eks Bartender Sulap Sampah Plastik Jadi Rupiah hingga Tembus Pasar Ekspor.
Putu Eka Darmawan, eks bartender itu telah berhasil menembus pasar internasional. Jepang, Spanyol, Malaysia, hingga Australia sebagai negara tujuan ekspor dengan permintaan yang beragam, mulai dari aksesori kecil hingga furnitur set meja dan kursi dari kombinasi plastik dan kayu jati
"Kalo saya ngambil kertas, dus, besi itu kan sepertinya pengolahannya itu lebih sulit ya daripada ngolah plastik, itu alasan utama kenapa saya milihnya plastik," ujarnya saat berbincang dengan detikcom, ditulis Sabtu (1/11/2025
Awalnya, ia hanya membeli limbah plastik dari pemulung untuk diolah yang hasilnya dijual lagi ke industri. Namun seiring waktu, ia membangun kemitraan dengan bank sampah dan TPS, agar masyarakat bisa menjual sampah plastik dengan harga yang lebih tinggi dan stabil.
Harga plastik yang semula hanya Rp 500-1.000 per kilogram (kg) bisa dihargainya hingga mencapai Rp 2.500. Bahkan jika melalui proses sortir lanjutan harganya bisa naik menjadi 2-3 kali lipat.
Kini, Rumah Plastik Mandiri mampu mengolah hingga 3 ton sampah plastik per hari. Hasilnya diubah menjadi bahan baku baru, produk kreatif, hingga material campuran untuk aspal.
Eka sempat memberikan tips bagi siapa pun yang ingin berkecimpung di bisnis ini. Hal pertama yang dilakukan adalah datang langsung ke tempat pengolahan untuk melihat kondisi riil bisnis tersebut. Kedua, berbaur dengan masyarakat karena bisnis ini membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar.
3. Peluang kerja hijau (green job) terbuka di berbagai bidang lain, seperti pengelolaan sampah dan lingkungan hidup yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan proyeksi Kementerian PPN/Bappenas, diperlukan sekitar 1,5 juta tenaga kerja baru untuk mengisi sektor-sektor hijau di masa mendatang. Untuk itu diperlukan keterampilan khusus untuk menjalankan program tersebut.
Menurut Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli perubahan global menuju energi hijau merupakan keniscayaan yang harus diantisipasi bersama. Dalam proses tersebut, pemerintah berkomitmen menerapkan prinsip transisi yang berkeadilan (just transition) dengan memastikan tidak ada pihak yang tertinggal (no one left behind).
4. Gubernur Jakarta Pramono Anung menegaskan Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan secara teknis sebenarnya sudah berfungsi dengan baik dan siap mengolah sampah sesuai kapasitasnya. Namun operasionalnya tertunda. Ini karena warga Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, yang mengeluhkan bau dari fasilitas RDF Rorotan. Pramono mengakui persoalan yang terjadi bukan pada pengelolaan fasilitas RDF-nya, melainkan pada sistem pengangkutan sampah yang belum berjalan optimal.
"Saya mengakui secara jujur, problemnya adalah di pengangkutan dan sampahnya," kata Pramono di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin (3/11/2025). Pramono menjawab pertanyaan wartawan soal RDF Rorotan yang mau didemo lagi.
Menurut Pramono, bau menyengat yang dikeluhkan warga muncul karena ada keterlambatan dalam proses pengangkutan sampah menuju fasilitas RDF. Sampah yang seharusnya diolah dalam rentang dua hingga lima hari justru menumpuk di lapangan lebih lama.
5. Upaya mengatasi cemaran mikroplastik di udara Jakarta
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengimbau pemerintah membuat kebijakan pemantauan mikroplastik atmosfer secara langsung. Rangkuman pada pokoknya, sebagai berikut:
• Pemicu hadirnya mikroplastik pada air hujan, adalah karena produksi sampah dan aktivitas pengolahannya yang masih belum tepat. Selain itu, industri juga ikut berperan dalam peningkatan melalui kegiatan di pabrik atau pusat pengolahan.
• Pemerintah diminta untuk bisa memperbaiki pengelolaan sampah dengan memperkuat sistem reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang). Selain itu, daur ulang sampah kemasan juga harus didorong terus meningkat.
• Perilaku masyarakat dan gaya hidup ikut menentukan perbaikan cemaran udara Jakarta dari mikroplastik. Kebiasaan menggunakan plastik sekali pakai, atau bahan dengan mikroplastik dinilai menjadi pemicu kenaikan paparan partikel sekarang.
6. Depok Jawa Barat darurat sampah tetapi diusulkan pendekatan ala pemadam kebakaran (segera dan jangka pendek cakupannya)
Koordinator Pengelolaan Sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Pasar Cisalak, Dirman, mengatakan kondisi Kota Depok saat ini berada dalam status gawat darurat sampah. Menurutnya, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung yang menjadi satu-satunya lokasi pembuangan sampah kini tak lagi mampu menampung timbunan yang terus meningkat.
“Truk angkutan sampah juga banyak yang rusak dan upaya pengurangan sampah yang dilakukan Pemkot Depok belum mampu mengatasi persoalan ini,” ujar Koordinator Pengelolaan Sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Pasar Cisalak, Dirman, Rabu (12/11).
Menurut dia, timbunan sampah di TPS Pasar Cisalak sudah mencapai lima meter. Sampah yang menggunung berasal dari aktivitas pasar dan juga kiriman warga sekitar.
“Peningkatan kesadaran masyarakat, penerapan prinsip reduce, reuse, recycle (3R), dan inovasi teknologi pengelolaan sampah harus segera dilakukan,” ujarnya.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Udara Kodratulloh mengatakan volume sampah di Depok terus meningkat dan kini mencapai sekitar 1.400 ton per hari atau 16.800 ton per tahun. “Kondisi TPA Cipayung sudah overload dan sering mengalami longsor akibat tingginya timbulan sampah,” ungkapnya.
Dia menyebutkan bahwa pemerintah daerah saat ini tengah berupaya mendorong masyarakat agar lebih aktif melakukan pemilahan sampah rumah tangga sehingga beban TPA dapat dikurangi
7. Mau ngeles BB korupsi dalam Kelola sampah Tangsel... Waah, waah
Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Wahyunoto Lukman menghancurkan satu unit ponsel miliknya ketika mengetahui kantor DLH akan digeledah oleh penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten.
Hal itu diungkapkan sopir pribadi Wahyunoto, Fahri Akbar, saat menjadi saksi dalam sidang kasus dugaan korupsi pengangkutan dan pengelolaan sampah di Pengadilan Tipikor Serang, Rabu (13/11/2025) petang.
"Saya dipanggil Pak Wahyunoto Lukman, beliau agak sedikit panik kemudian minta diambilkan palu untuk menghancurkan handphone-nya," kata Fahri saat menjawab pertanyaan jaksa.
Selain Wahyunoto dan Zeki Yamani, jaksa juga mendakwa Kepala Bidang Kebersihan DLH Tangsel Tb Aprliadhi Kusumah Perbangsa dalam perkara yang sama.
8. Harga beli sampah botol plastik bagus ketika ada program berdonor; manakala dana proyek selesai maka Harga beli sampah botol, ya, sesuai realitas'laah
Harga beli botol saat ini merupakan harga normal sebelum terjadi kenaikan yang cukup signifikan pada 2023 hingga pertengahan 2025 ini. Sebab kala itu, banyak lembaga internasional hingga Non-Governmental Organization (NGO) atau lebih dikenal sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) banyak memberikan dana sumbangan untuk membeli sampah-sampah plastik dari pemulung.
"Di pertengahan 2023 itu harga naik. Setahu saya karena ada kredit plastik. Jadi kayak ada program kredit plastik di mana orang itu mengumpulkan plastik gitu. Mereka bisa dapat uang bantuan dari luar negeri atau NGO gitu jadi orang cuma mengumpulkan plastik, mereka nggak memikirkan bisnis jadi yang penting banyak. Mereka berlomba-lomba mengumpulkan plastik, siapa yang paling mahal beli, makanya harga naik," jelasnya.
Itulah sekelumit kisah bank sampah Koperasi Pemulung Berdaya atau Recycle Business Unit (RBU) di Serpong, Tangerang Selatan, Banten pada 17 November 2025 silam.
9. Fokuslah pada penanggulangan sampah plastik, jangan silaf dengan masalah pokoknya itu.
Seorang teman mengunggah status dengan menampilkan Salinan tautan tentang ide untuk mempopulerkan budidaya ulat maggot
Masalahnya pokoknya ada di sampah plastik kok malah tampilkan maggot... Yg ulat pemakan plastik donk biar bisa ditiru anak bangsa di sini... Pamer maggot maka mereka masih "part of problem" bukan "part of solution" *hehehe DLH Jakarta juga promo ternak magot* loh
Sebagai tambahan saya, RVT pun mengeritik hal yang senada Ketika salah satu peserta diskusi kelompok dalam Komisi Program Walhi Jakarta mengusulkan agar anggota Walhi Jakarta membuat program sebagai model pemberdayaan komunitas mengatasi sampah. Hal ini saya kemukakan pada diskusi kelompok dalam Konsultasi daerah Lingkungan Hidup (KDLH Walhi Jakarta pada di Jakarta 14 November 2025 silam.
Saya, ketika itu, mengusulkan kepada Walhi Jakarta agar dijajaki untuk budidaya ulkat pemakan plastik, meskipun ulat itu dewasa ini masih ini kita ketahui dalam cakupan kerangka riset eksperimentasi di luar negri.
Tangerang, 5 Desember 2025
Selengkapnya:
https://www.slideshare.net/slideshow/plastik-dan-sampah-pantauan-november-2025-pdf/284489612
o0o
Plastik dan Sampah
Penutup pada Pantauan bulan Oktober 2025
#imperialismesampah julukan baru bagi Inggris yang membuang, eeeh,,, mengekspor sampahnya ke Malaysia dan Indonesia
It is unethical and irresponsible #wasteimperialism
Bermunculan investor di Danantara yang ingin membangun PLTSa
Tapi September lalu saya kutipkan ingatan: Awas! Layu Sebelum Berkembang Proyek PLTSa di 33 Provinsi
Pakailah masker ketika hujan di beberapa lokasi di Jakarta
Penutup
1. #imperialismesampah julukan baru bagi Inggris yang membuang, eeeh,,, mengekspor sampahnya ke Malaysia dan Indonesia.. It is unethical and irresponsible #wasteimperialism
Ekspor sampah plastik Inggris ke negara-negara berkembang telah melonjak 84% pada paruh pertama tahun ini dibandingkan tahun lalu, menurut analisis data perdagangan yang dilakukan untuk The Guardian.
Para pegiat lingkungan menggambarkan peningkatan ekspor, terutama ke Malaysia dan Indonesia, sebagai "imperialisme sampah yang tidak etis dan tidak bertanggung jawab"
Pada tahun 2023 yang lalu, Uni Eropa sepakat untuk melarang ekspor sampah ke negara-negara miskin di luar kelompok negara-negara yang sebagian besar kaya dalam Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Larangan ini mulai berlaku pada November 2026 selama dua setengah tahun dan dapat diperpanjang. Tetapi Inggris tidak memiliki larangan serupa.
Data yang dianalisis oleh The Last Beach Cleanup, sebuah kelompok AS yang berkampanye untuk menghentikan polusi plastik, menunjukkan bahwa peningkatan ekspor Inggris pada paruh pertama tahun 2025 terutama ke Indonesia (24.006 ton pada tahun 2025, naik dari 525 ton pada tahun 2024) dan Malaysia (28.667 ton, naik dari 18.872 ton pada tahun 2024).
Total ekspor sampah plastik tetap relatif tinggi pada paruh pertama tahun 2024 dan 2025, masing-masing sebesar 319.407 dan 317.647 ton. Persentase sampah plastik Inggris yang dikirim langsung ke negara-negara non-OECD mencapai 20% dari total ekspor sampah plastik pada tahun 2025, naik dari 11% pada tahun 2024.
The Last Beach Cleanup menganalisis data dari basis data UN Comtrade untuk menyimpulkan temuannya. Jan Dell, yang bekerja untuk kelompok tersebut, menuduh para menteri Inggris "munafik" karena tidak melarang ekspor ke negara-negara miskin.
"Inggris secara munafik mengatakan, 'kami bagian dari koalisi berambisi tinggi', dalam perundingan untuk Menyusun traktat plastik. Namun di balik layar, mereka menolak menetapkan tanggal penghentian ekspor ke negara-negara miskin," ujarnya. ‘we’re part of the high ambition coalition’, at the plastics talks. But behind the scenes, it is refusing to set a date to stop exporting to poorer countries,” she said.
"Kami melihat mereka meningkatkan ekspor sampah plastiknya sendiri ke negara-negara seperti Malaysia dan Indonesia." Ia menambahkan: "Ini adalah imperialisme sampah yang tidak etis dan tidak bertanggung jawab."
2. Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup mengungkapkan rasa syukur atas langkah besar yang dilakukanoeh Presiden RI. Yaitu Peraturan Presiden RI Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan
Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup melanjutkan bahwa Presiden RI menunjukkan komitmen kuat untuk menyelesaikan permasalahan sampah nasional melalui solusi inovatif yaitu mengubah sampah menjadi energi terbarukan berbasis teknologi ramah lingkungan
Perpres ini kata dia juga akan menggunakan Online Single Submission (OSS) di bawah naungan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dengan sub-komponen detail terkait pengelolaan sampah kedepannya.
"Ada komponen listrik, komponen bioenergi dan komponen pirolisis sampah BBM terbarukan. Ini yang plastik-plastik sampah diolah dengan cara pirolisis menjadi BBM terbarukan," kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM Eniya Listiani Dewi.
Lebih lanjut, Eniya bilang Badan Pusat Statistik (BPS) telah menetapkan Kementerian ESDM sebagai pengampu Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) utamanya KBLI 38211 terkait Treatment dan Pembuangan Limbah dan Sampah.
"Sekalian KBLI tadi di tempatnya (BPS) juga sudah. (KBLI) 38211 itu pengampunya ESDM, jadi khusus untuk waste to energy," tambahnya.
KBLI ini sudah terpisah dengan jenis usaha yang dipegang oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), misalnya usaha pada sektor kompos.
"Kementerian ESDM di situ khusus untuk waste to energy. Kalau untuk magot, untuk kompos itu berbeda (KLBI) 38219. Itu LH yang mengampu," tambahnya.
3. Bermunculan investor di Danantara yang ingin membangun PLTSa. Tapi September lalu saya kutipkan ingatan: Awas! Layu Sebelum Berkembang Proyek PLTSa di 33 Provinsi.
Rencana pemerintah untuk penanggulangan sampah secara nasional melalui investasi yang dikoordinasikan oleh Danantara, untuk mengubah sampah menjadi pembangkit listrik (waste to energy), tampak, bertaburan di media massa onlen selama bulan Oktober 2025 yang menunjukkan beberapa investor yang berminat untuk masuk ke dalam bisnis pengelolaan sampah menjadi energi.
Sejumlah negara besar, mulai dari Jepang hingga Belanda, ikut tertarik untuk terlibat dalam pengembangan proyek tersebut.
"Yang besar-besar sih, boleh saya bilang pernah ikut semua ya, baik dari Jepang, dari China, dari Belanda, dari Jerman, dari Singapura, mereka yang besar-besar ikut," kata BPI Danantara. Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan P. Roeslani saat ditemui di JS Luwansa, Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Danantara mencatat setidaknya terdapat 107 badan usaha yang mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam proyek PSEL. Sebanyak 53 di antaranya merupakan badan usaha dalam negeri, sementara 54 lainnya dari luar negeri.
Rosan menyebutkan bahwa badan usaha terpilih nantinya akan diperkenankan membentuk konsorsium dalam mengeksekusi proyek tersebut. Proyek PSEL sendiri bakal dikembangkan di 33 titik di seluruh Indonesia. Tetapi 10 titik yang dinilai telah siap akan diprioritaskan sebagai lokasi pengembangan pada tahap awal. "Hasil dari assessment-nya, dari analisis dan evaluasinya dari Kementerian Lingkungan Hidup itu saat ini ada 10 daerah yang sudah siap," tambahnya. Kesepuluh titik itu tersebar di Tangerang, Bekasi, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Bali, dan Makassar.
4. Anda ingin tahu lebih banyak tentang obligasi hijau?
Lihat uraian ringkas oleh Raja Sharin pada 30 Oktober 2025
Raja Shazrin Shah Raja Ehsan Shah Raja Shazrin Shah Raja Ehsan Shah
Chemical Engineer | Fellow of the Academy of Sciences Malaysia | Professional Technologist | Environmentalist | Environmental Consultant | ESG Consultant | Adjunct Professor | Carbon Footprint | VegetarianChemical Engineer | Fellow of the Academy of Sciences Malaysia | Professional Technologist | Environmentalist | Environmental Consultant | ESG Consultant | Adjunct Professor | Carbon Footprint | Vegetarian
3d • 3 days ago • Visible to anyone on or off LinkedIn'
Dalam pergeseran menuju ekonomi rendah karbon, obligasi hijau diam-diam mendefinisikan ulang bagaimana dunia mendanai keberlanjutan. ππ‘
Obligasi hijau adalah instrumen investasi yang menyediakan dukungan finansial untuk proyek-proyek yang berfokus pada tujuan iklim dan lingkungan, mulai dari energi terbarukan dan transportasi berkelanjutan hingga konservasi keanekaragaman hayati dan bangunan hijau.
Seperti obligasi tradisional, obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan, tetapi dana yang terkumpul secara eksklusif didedikasikan untuk proyek-proyek yang bermanfaat bagi lingkungan.
π¦πΌ, ππ΅π π΄πΏπ²π²π» π―πΌπ»π±π?
Karena mereka melakukan lebih dari sekadar mendanai proyek, mereka membentuk kembali prioritas keuangan.
Mereka menghubungkan keuntungan dengan tujuan, menjadikan keberlanjutan sebagai strategi investasi yang umum.
➡️Menurunkan biaya pinjaman, memberi perusahaan akses ke modal dengan suku bunga yang lebih baik.
➡️Meningkatkan reputasi, memposisikan penerbit sebagai pemimpin keberlanjutan yang kredibel.
➡️Menarik investor global, terutama mereka yang mencari portofolio yang selaras dengan ESG.
➡️Mendorong perubahan sistemik, menyalurkan modal menuju ekonomi yang lebih hijau dan tangguh.
Tantangan seperti standar verifikasi dan likuiditas masih ada, tetapi dengan munculnya kerangka kerja yang lebih kuat, kepercayaan terhadap obligasi hijau tumbuh pesat.
Singkatnya, mereka membuktikan bahwa keuangan tidak harus merugikan planet ini, melainkan justru menguntungkannya. π
πΈ Manajemen Keuangan
#GreenBonds #SustainableFinance #ESG #ClimateAction #Sustainability #NetZero #PlanetaryHealth #ClimateEmergency #GHG #CarbonFootprint #SDG #ClimateInvestment
Ilustrasi green bond
Naskah aslinya di:
green bonds
5. Penanggulangan sampah di negri ini tidak mungkin mampu ditanggulangi jika hanya bertumpu kepada pembungan sampah ke TPA. Cimahi di Jawa Barat adalah contoh pada bulan Oktober lalu.
Kota Cimahi sendiri hanya mendapat jatah 119,16 ton sampah per hari, atau 1.668,24 ton dalam dua minggu. Bandingkan dengan sebelumnya saat kuota dihitung berdasarkan ritase, Cimahi bisa mengirim hingga 17 rit per hari.
“Sekarang setelah dihitung pakai tonase, rata-rata cuma 13 sampai 14 rit per hari yang bisa masuk. Sisanya? Kalau kuota habis, ya truk harus balik,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi Chanifah Listyarini, Sabtu (4/10/2025).
Perubahan ini menimbulkan dampak signifikan. Penumpukan sampah di depo dan TPS lokal tak bisa dihindari. Rini mengaku, hal ini membuat sistem operasional menjadi "chaos", apalagi saat terjadi lonjakan volume sampah seperti akhir pekan atau setelah hari besar.
“Dengan sistem tonase, kita dipaksa lebih efisien. Tapi ya realitanya berat. Karena kan tidak semua jenis sampah bisa langsung dikurangi dari sumbernya,” kata Rini.
Kondisi ini menjadi tantangan serius bagi Pemkot Cimahi, yang kini berupaya mempercepat penerapan sistem pengelolaan sampah berbasis pemilahan dan daur ulang, serta menjajaki solusi jangka panjang seperti pengolahan sampah mandiri dan kemitraan dengan pengelola sampah swasta.
6. Pakailah masker ketika hujan di beberapa lokasi di Jakarta
Tak kalah nyaring bersahut-sahutan di media massa onlen medio hingga akhir Oktober lalu adalah plastik mikro yang terkandung pada air hujan.
Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (ECOTON) merilis hasil kajian penelitian terkait kontaminasi mikroplastik di udara 18 kota/kabupaten di Indonesia. Jakarta Pusat menempati posisi pertama sebagai kota dengan kontaminasi mikroplastik tertinggi.
Hasil kajian itu mengungkap 5 kota dengan kontaminasi tertinggi. Jakarta Pusat menempati urutan pertama. Ukuran partikel untuk 2 jam per 9 cm. Sedangkan kadar fragmen 53,26% jenis Fiber 46,14% dan jenis film 0,6%. Berikut ini daftar lengkap 18 kota tersebut:
1. Jakarta Pusat (37 partikel)
2. Jakarta Selatan (30 partikel)
3. Bandung (16 partikel)
4. Semarang (13 partikel)
5. Kupang (13 partikel)
6. Denpasar (12 partikel)
7. Jambi (12 partikel)
8. Surabaya (12 partikel)
9. Palembang (10 partikel)
10. Pontianak (10 partikel)
11. Aceh Utara (10 partikel)
12. Sumbawa (10 partikel)
13. Palu (9 partikel)
14. Sidoarjo (9 partikel)
15. Gianyar (6 partikel)
16. Solo (6 partikel)
17. Bulukumba (4 partikel)
18. Malang (2 partikel)
Kepala Laboratorium ECOTON, Rafika Aprilianti menjelaskan bahwa kajian ini mendukung temuan penelitian BRIN yang mengungkap air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik. Oleh karena itu, Jakarta menempati urutan pertama.
"Tingginya mikroplastik di udara Jakarta berdampak pada tingginya kadar mikroplastik dalam air hujan, karena air hujan menyerap material di atmosfer udara sehingga mikroplastik yang ada di udara tertangkap air hujan dan larut di dalamnya," kata Rafika.
Dia menjelaskan bahwa jenis Polimer yang ditemukan di udara jenisnya lebih beragam. Selain 5 jenis polimer yang ditemukan dalam air hujan yaitu Poliester, Nilon, polietilena, polipropilen dan polibutadien, ditemukan juga PTFE, Epoxy, Poliisobutylen (karet sintetis), Poliolefin dan silika.
"Lebih beragamnya jenis polimer mikroplastik di udara karena 57% kebiasaan membakar sampah plastik akibat buruknya layanan sampah di Indonesia menyumbang tingginya temuan kadar partikel mikroplastik di udara kita,
Pada sisi lain, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan partikel mikroplastik dalam air hujan yang turun di Jakarta. Temuan ini menguatkan sejumlah penelitian lain yang menyoroti tingginya tingkat pencemaran mikroplastik di udara Jakarta dan dampaknya yang mulai terdeteksi dalam tubuh manusia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan pihaknya memantau perkembangan temuan ini secara serius. “Kami memantau perkembangan ini sangat serius karena berdampak langsung pada kesehatan masyarakat,” ujarnya dalam pernyataan yang diterima media
Berdasarkan penelitian BRIN, dalam satu meter persegi area penelitian di Jakarta, terdapat rata-rata 15 partikel mikroplastik yang jatuh setiap hari melalui air hujan. Partikel tersebut diduga berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka.
Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengingatkan masyarakat mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan meski setelah turun hujan. Imbauan ini disampaikan usai adanya temuan tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menyatakan bahwa air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik.
"Gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terutama saat udara kering atau setelah hujan. Ini bukan karena air hujannya, tapi untuk mengurangi paparan debu dan polusi yang mungkin mengandung mikroplastik," kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman, dikutip dari keterangan pers, Jumat (31/10/2025).
Aji juga mengimbau masyarakat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menjaga kebersihan rumah, serta tidak membakar sampah plastik.
Penggunaan botol minum isi ulang, menggunakan tas belanja non-plastik, serta ikut memilah sampah juga dapat mengurangi sampah limbah plastik yang berisiko mencemari lingkungan.
"Melalui makanan dan minuman serta melalui udara, karena serat sintetis dari pakaian atau debu perkotaan dapat terhirup," ujar dia. Beberapa studi menunjukkan paparan jangka panjang dalam jumlah besar dapat berpotensi memicu peradangan jaringan tubuh.
Bahan kimia seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates yang menempel di mikroplastik juga dapat mengganggu sistem hormon, reproduksi, dan perkembangan janin.
Tangerang 5 November 2025
Selengkapnya:
https://www.slideshare.net/slideshow/plastik-dan-sampah-pantauan-oktober-2025-pdf/28405002
o0o



Tidak ada komentar:
Posting Komentar