Minggu, 25 Desember 2016

Sampah diarahkan dan dipertimbangkan pengelolaannya secara nasional dalam cakupan SKMen KLHK





Sampah diarahkan dan dipertimbangkan pengelolaannya secara nasional dalam cakupan SKMen KLHK


disunting oleh Riza V. Tjahjadi, anggota Pokja 1 Dewan Pengarah dan Pertimbangan Pengelolaan Sampah Nasional



Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menerbitkan surat keputusan tentang dewan pengarah dan pertimbangan pengelolaan sampah nasional pada Oktober 2016.

Dewan Pengarah dan Pertimbangan Pengelolaan Sampah nasional memliliki tugas:
a. memberikan pertimbangan atas arahan umum program pengelolaan sampah di Indonesia dengan memperhatikan agregasi dan artikulasi usul, saran dan pandangan unsur-unsur terkait, elemen kerjasama luar negri, organisasi masyarakat sipil (civil society organisation/CSO).
b. melakukan interaksi dan komunikasi menurut kebutuhan dengan kementerian/Lembaga terkait serta pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota serta unsur-unsur lain dalam rangka penanganan persampahan, dan membangun jejaring untuk tumbuhnya sinergi dalam pengelolaan sampah nasional;
c. melakukan aksi kampanye, edukasi dan aksi pengelolaan sampah secara nasional dengan bekerja sama, berkoordinasi, serta bersinergi dengan kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
d. merumuskan rekomendasi kebijakan nasional pengelolaan sampah berdasarkan hasil advokasi, evaluasi, dan kajian/penelitian terhadap pengelolaan sampah nasional;
e. menyiapkan instrumen kontrol untuk monitoring dan evaluasi program pengelolaan sampah yang berlaku secara nasional.
Selanjutnya: Dewan ini menyampaikan pertimbangan kebijakan dan hasil kerja kepada Pemerintah cq. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan secara reguler atau menurut kebutuhan.

Lebih lanjut: Pembiayaan yang diperlukan dalam pelaksanaan Keputusan Menteri ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) satuan kerja kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan sumber dana lainnya yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

SK Menteri ini diberikan nomor 770/menlhk/Setjen/PLB.O/0/2016 yang merupakan penyempurnaan, dan sekaligus mencabut dam dinyatakan tidak berlaku lagi SK Menteri nomor 536/menlhk/Setjen/PLB.O/7/2016. SK Menteri KLHK nomor 770 ini diterbitkan Kementerian KLHK tertanggal 28 September 2016, tetapi masa berlaku SK tersebut tidak dicantumkan.

Dewan ini terdiri dari komposisi 1) Pembina: 17 Kementerian dan organisasi, 2) Pimpinan, serta 3) Pokja dan Anggota (lihat gambar).

Pokja dan Anggota meliputi:
Pokja 1 (Kebijakan, Monitoring dan Evaluasi).
Pokja 2 (Penguatan Kepedulian Publik)
Pokja 3 (Operasional Pengelolaan Sampah)
Pokja 4 (Peran Serta Dunia Usaha)
Pokja 5 (Penanganan Sampah di Laut, Sungai, Danau dan Gunung).



Ringkasan SK Menteri KLHK tentang Dewan Pengarah dan Pertimbangan Pengelolaan Sampah Nasiona'l












Rapat perdana Dewan Sampah Nasional 14 Juli 2017 yl.

                                           Rapat perdana Dewan Sampah Nasional 14 Juli 2017 yl.


                       Foto bersama anggota dewan pada rapat 14 Juli 2017 yl.


                    Rapat jelang akhir tahun, yaitu 15 Desember 2017.


saya bersama ketua dewan Sampah Nabiel Makarim 
di Rupang Rapat Menteri KLH (dulu) diKebon Nanas jakarta Timur; menunggu kehadiran anggota Pokja 1.



Foto bersama: Ketua Dewan sampah dan sedikit anggota Pokja ! dan Pokja 3

Foto bersama: Ketua Dewan sampah dan sedikit anggota Pokja ! dan Pokja 3


Foto bersama: Ketua Dewan sampah dan sedikit anggota Pokja ! dan Pokja 3






Foto bersama: Ketua Dewan sampah dan sedikit anggota Pokja ! dan Pokja 5




Kamis, 24 November 2016

Sampah Bertumpu di TPS/TPST, Gejala Umum?





Pengelolaan sampah pada umumnya bertumpu pada pengelolaan di tempat akhir, disebut TPA atau TPST, tempat pengelolaan sampah terpadu. Gejala umum atau kecenderungan umum ini amat menyimpang dengan amanat Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah... Sampah yang dari rumah tangga mengandalkan pengelolaan sampah di TPA/TPST... Cara ini merupakan pe-er besar bagi pemerintah: bagaimana mengurangi sampah rumah tangga, dan menerapkan pengawasan ketat terhadap sampah dan limbah industri, dan... pengelolaan sampah di TPA/TPST itu sendiri.

simaklah:


  Sampah Bertumpu di TPS/TPST, Gejala Umum?



Riza V. Tjahjadi 
November 17 at 2:40pm · 


Tertib sampah atau penggerogotan daulat pangan?

Sampah meluber merambah areal persawahan di depan gerbang kabupaten Bekasi di TPA Burangkeng Setu Bekasi.

Ini akibat sampah tidak dikelola pengolahan di tempat timulan sampah di komunitas. Semua sampah dikumpulkan, mdiangkut dan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA/ TPST). Ini adalah penyimpangan dari pelaksanaan UU Pengelolaan Sampah Tahun 2008.

Riza V. Tjahjadi's photo.








Tks banget buat Dewi Sherdina ... bagus. tuh, nge-rock sampah... nge-rock darurat sampah...!
Ayo Bro & Sista nikmati lagunya Dewi Sherdina

copy:
Dewi Sherdina‎ 
to
Riza V. Tjahjadi
22 hrs · Bekasi ·
Satu karya saya, hari ini saya persembahan lagu ini buat seorang penggiat Lingkungan semoga bermamfaat....:) https://www.youtube.com/watch?v=qqbU06tDkP4 // SAMPAH

‎Dewi Sherdina‎ to Riza V. Tjahjadi
November 17 at 5:58pm · Bekasi · 
Satu karya saya, hari ini saya persembahan lagu ini buat seorang penggiat Lingkungan semoga bermamfaat....:) https://www.youtube.com/watch?v=qqbU06tDkP4 // SAMPAH


SAMPAH - DEWI SHERDINA (Official Video)
Song/Liric by DEWI SHERDINA - Music by GILANG BROO Bevo (Sound Enginer), Opick Sunter (Video) Costume (Camo Warbroke dan West Lee Jeans),…
YOUTUBE.COM




Silahkan klik tautan ke youtube di atas untuk menikmati lantunan lagunya Dewi Sherdina




Comment
13 Aron Chandra, Sonya Fransiska Tobing and 11 others
Comments
Puput TD Putra
Kereeeen niiihh 👍👍
Like · Reply · November 18 at 4:26pm
Puput TD Putra
Colek Edy Ardiansyah bisa buat bintang tamu niih untuk event Hari Peduli sampah Nasional event WALHI.
 November 18 at 4:27pm
Edy Ardiansyah
siap
1 · November 18 at 10:04pm
Aron Chandra
Matap..dan luar biasa

Fransisca Vita Mas km ngak ngajak
1 · November 17 at 5:19pm
Riza V. Tjahjadi
Tadi hujan dorasss dan bauuuu... tp coba simak/ pantau sampah kota Bekasi... TPA Sumur Batu dan sampah di kota Bekasi nyaris sama dengan Jakarta cuma skala dan dana operasionalnya jauh lebih kecil; dan dapat dana hibah dari Pemprov DKI Jkt sebagai kompensasi ketempatan sampah Jakarta. Gt Fransisca Vita
November 17 at 5:48pm · Edited
Fransisca Vita
Wahhhh kasihan bgd ya mas. Klau gt
 1 · Nov






--o0o---

Sabtu, 15 Oktober 2016

World Food Day 2016 - Iklim Berubah (maka) Pangan dan Pertanian harus berubah pula



#WorldFoodDay2016  #HariPanganSedunia2016 


World Food Day 2016 - Climate is changing. Food and agriculture must too

Hari Pangan Sedunia 2016 Iklim Berubah (maka) Pangan dan Pertanian harus berubah pula



oleh Riza V. Tjahjadi
Biotani Bahari Indonesia
biotani@gmail.com


Makan secukupnya... Pangan saat ini cukup bagi semua manusia, tetapi tidak akan pernah cukup bagi manusia serakah... Kurang lebihnya begitu kata MK. Gandhi penggerak  Ahimsa, anti kekerasan dengan filosofi Satyagraha di India.




Gambar 1



Nah... simak pesan direktur jenderal Badan Pangan dan Pertanian PBB, FAO pada Hari pangan Sedunia 2016, juga Catatan-ulasan saya di bagian bawah. 

Perubahan iklim, kelaparan dan kemiskinan harus dikemukakan bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang telah ditetapkan oleh masyarakat internasional... [c]limate change, hunger and poverty must be addressed together in order to achieve the sustainable development goals set by the international community.




Gambar 2



Uuppss... Masih untung Nusantara banyak diguyur hujan pada tahun ini dibandingkan wilayah lain di belahan dunia lainnya. Jika Nusantara ini mengalami kekeringan maka bileh juga kita adu bagaimana adaptasi, dan potensi hasil antara pangan dari varietas petani dan varietas unggul baru,,, Tapi, simak lanjutnya pernyataan dirjen FAO.

"Higher temperatures and erratic weather patterns are already undermining the health of soils, forests and oceans on which agricultural sectors and food security depend," FAO Director-General José Graziano said at the global World Food Day ceremony here today.

Droughts and floods are more frequent and intense as are climate-related outbreaks of diseases and pests, he added, citing the terrible impact of El Nino in parts of Africa, Asia and Central American and more recently, Hurricane Matthew in Haiti.

"As usual the poorest and the hungry suffer the most and the vast majority of them are small family farmers that live in rural areas of developing countries," the FAO Director-General said, noting how adaptation and mitigation to climate change is fundamental, and that this requires "much better access to appropriate technologies, knowledge, markets, information and investments."

Recent international commitments for action, including the Paris Agreement on Climate Change and the 2030 Agenda for Sustainable Development, recognize the fundamental role of sustainable agriculture in addressing climate change, hunger and poverty.




Gambar 3



The World Food Day 2016 slogan: Climate is changing. Food and agriculture must too underscores the fact that to feed a global population expected to reach more than 9 billion by 2050, humanity needs to produce more food, but in ways that use up less natural resources and that drastically reduce loss and waste.

Tahun ini secara mencolok situs FAO menyatukan antara Pangan dan Pertanian ke dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu:
Sustainable Development Goals
Goal 2. End hunger, achieve food security and improved nutrition and promote sustainable agriculture

SDGs, Sustainable Development Goals, adalah agenda kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bagi manusia periode 2015 hingga 2030. SDGs adalah kelanjutan dari MDGs, Millenium Development Goals, pada periode 2000 hingga 2015 silam.




Gambar 4



Pada awal dimulainya MDGs silam Terdapat delapan Tujuan, di mana upaya memangkas kelaparan adalah Tujuan Pertama, tetapi tidak digarap oleh PBB secara umum, melainkan oleh FAO. Dan... celakanya, FAO tidak (pernah) menyantumkan Tujuan Pertama MDGs itu sebagai bagian dari keseluruhan MDGs.

Hal tersebut sejak awal saya ketahui, dan pahami ketika Erna Witoelar sebagai Duta MDGs untuk wilayah Asia Pasifik mempresentasikan apa itu MGDs pada khalayak Indonesia pada tahun 2000 silam. Secara khusus ia menyatakan hal itu kepada saya ketika saya pertanyakan mengapa Tujuan Pertama MDGs tidak disimggung dalam presentasinya.

Saya sendiri dua-tiga tahun setelahnya menggarap upaya pemangkasan tingkat kemiskinan bersama koalisi ornop globa; di FAO untuk mengobservasi pemerintah anggota FAO menyusun VGRAF, Voluntary Guideline on the Right to Adequate Food, sejak Deklarasi Roma 2002 hingga 2004, juga di tahun 2004 silam dalam Tinjauan (Review) VGRAF.
Tetapi seperti saya kemukakan di atas, saya belum pernah mendengar atau terlibat dalam diskusi mengenai pangan, atau hak atas pangan terkait dengan Tujuan Pertama MDGs.




Gambar 5




dan di kalangan masyarakat sipil, CSO di Indonesia, yaitu Infid, di antaranya sedang menggarap Tujuan no. 10


Gambar 6



Nah... Kembali ke Hari Pangan Sedunia, simak juga video terkait World Food Day 2016 - Climate is changing. Food and agriculture must too

klik:
https://www.youtube.com/watch?v=IP-4TsrIIZc


Salah satu hasil video contest, lumayan: tema Gandhian
SURPOPULATION - #WFD2016VideoContest
https://www.youtube.com/watch?v=Pi8u9FnZ7PI


untuk video contest
World Food Day 2016 - Video Contest #WFD2016VideoContest

klik:
https://www.youtube.com/watch?v=m7Id8fn7opY&index=2&list=PLzp5NgJ2-dK4RDWyp37gmDbKPG2n9nK_R


Día Mundial de la Alimentación 2016- Concurso de vídeos #WFD2016VideoContest
https://www.youtube.com/watch?v=m7Id8fn7opY&index=2&list=PLzp5NgJ2-dK4RDWyp37gmDbKPG2n9nK_R


http://www.fao.org/sustainable-development-goals/overview/en/

---



Gagasan kepada Sekretariat Infid:

Pangan dalam MDGs atau dalam SDGs?

Kalau Pangan dalam MDS maka:
# Perspektif historisnya: bersama salah satu vulnerable group terkait food security di Indonesia, yaitu komunitas pulau-pula kecil tegakkan hak atas pangan, termasuk menjajal pengajuan usul hak atas pangan ke Komisi Konstitusi untuk amandamen UUD 45 tahun 2003 yl. Pekerjaan ini dimulai dengan Fact Finding Mission tentang kelaparan di Pulau Tunda pada 21-25 April 2003 yl.
# Dan kerja-kerja hal pangan dalam UN FAO selama 2000-2015 menurut versi Biotani, yaitu mengingatkan adanya sistem peringatan dini (early warning system) terhadap ancaman kelaparan bagi komunitas pulau kecil, termasuk juga riset terhadap komunitas yang tersebar di 9 pulau kecil di 6 provinsi, dan aktif dalam negotiating text on VGRAF atau Voluntary Guideline on the Right to Adequate Food di UN FAO Roma Italy 2003-2004, dan 2006.
Ketahanan Pangan dengan perspektif  Hak atas PanganKomunitas Pulau-pulau Kecil mencakup:
•P. Bukuh Batam Kep. Riau, • P. Tunda Serang Banten. • P. Tidung Kep. Seribu DKI Jaya. • P. Sapudi Madura Jatim. • P. Balang Lompo, dan P. Karanrang di Pangkep Sulsel. • P. Talaga, P. Makassar, dan P. Kabaena di sekitar P. Buton Sultra

# Hasil kerja saya di FAO dan komunitas terkait MDGs plus kerja-kerja anggota tim (lihat bawah) yang bisa dipakai dalam SDGs.
Tim yang saya sarankan: akan disusulkan.


Lalu,

Kalau pangan dalam SDGs, maka
# Review terhadap instrumen UN FAO untuk memastikan adanya kecukupan pangan pada tingkat Negara
# Adaptasi pada aras Negara, dan rumah tangga

Tim yang saya sarankan: Kalau pangan dalam SDGs, maka
# Review terhadap instrumen UN FAO untuk memastikan adanya kecukupan pangan pada tingkat Negara
# Adaptasi pada aras Negara, dan rumah tangga

Tim yang saya sarankan: akan disusulkan.







---o0o---

Jumat, 30 September 2016

PLTSa Butuh Banyak Plastik, Bagaimana Upaya Daur-ulang Bank Sampah & Indistri?





PLTSa Butuh Banyak Plastik, Bagaimana Upaya Daur-ulang Bank Sampah & Indistri?


rangkuman Riza V. Tjahjadi
biotani@gmail.com
biotani2001@yahoo.com
Walhi Jakarta/ Biotani Bahari Indonesia




Pembangkit Listrik Sampah berTekno Termal Bakal Kurangi Pendapatan Daur-Ulang Plastik Bank Sampah?
Atau... Impor biji plastik bakal meningkat?





Kumpulan sampah plastik di bank-bank sampah dan industri daur-u;ang plastik bakal tergerus perolehannya jikalau pembangkit listrik bertenaga sampah (PLTSa) dengan teknologi termal (insinerasi) digenjot pengadaannya oleh pemerintah di Nusantara ini.
Kenapa?
Karena plastik adalah materi yang paling tinggi nilai panasnya, dibandingkan sampah lainnya.
Kapankah?
Saat ini belum banyak. Karena hanya tujuh yang diujicoba pembangunannya di Indonesia melalui Perpres 18 Tahun 2016.

Tengoklah Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah di Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Surabaya dan Kota
Makassar




ilustrasi saja karena model Indonesia masih belum jelas




Dalam seminar Penyelenggaraan Pengembangan Teknologi Termal untuk Sampah Sistem Pengelolaan Perkotaan Berbasis Teknologi Termal di Indonesia oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, 22-23 September 2016 Prof Enri Damanhuri dari FTSL ITB mengungkapkan

Teknologi Termal untuk Sampah Waste-to-Enegy (WtE) di Indonesia
• Sudah lama dikenal di Indonesia, namun karena belum pernah dibangun dan dioperasikan, Indonesia belum
mempunyai pengalaman dan kemampuan sendiri untuk mengembangkan teknologi tersebut dalam
kapasitas besar.
• Peraturan Presiden No. 18/2016 tentang percepatan pembangunan WtE untuk 7 kota di Indonesia (mulai
tahun 2018), mudah-mudahan akan mempercepat kemampuan Indonesia mengembangkan dan mengoperasikan teknologi modern dalam pengolahan
sampah.



ilustrasi saja karena model Indonesia masih belum jelas





Prof Enri Damanhuri menambahkan Fortum (Finlandia):
• berminat membangun PLTSa kisaran senilai USD 120-200-juta
• Mampu menghasilkan: 20 MW/1.000 ton
• Waktu pembangunan 2,5-3 tahun



Sampah BUKAN Batu Bara (1)
• Sampah kota:
– biasa diolah melalui teknologi termal (insinerasi),
– produk samping: uap panas yang bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin listrik.
• Bila sasarannya pengolahan sampah: teknologi insinerasiyang paling tuntas memusnahkan sampah dalam waktu
singkat
• Bila sasaran (tambahan) energi listrik: HARUS cukup jelas potensinya.
• Energi listrik dari WtE di Indonesia:
– Bagian dari skenario pencapaian target 35.000 MW
– Bagian dari income operator yang mempengaruhi penentuan tipping-fee.

Sampah BUKAN Batu Bara (2)
Batu bara:
• Nilai kalor: relatif seragam
• Potensi power: 80-85 MWe/1.000 ton
• Teknologi PLTU: sudah biasa diterapkan di Indonesia
• Lingkungan:
– Pencemaran udara: OK
– Penanganan abu fly ash: masih silang pendapat, walau sudah ada PP101/2014

Sampah:
• Nilai kalor: sangat bervariasi dan berfluktuasi
• Potensi power: rentang 7,5 Mwe sampai 30 Mwe per 1.000 ton
• Teknologi WtE Insinerasi: belum pernah diterapkan
• Lingkungan: instalasi kontroversial nomor 2 di dunia yang paling disorot setelah PLT-Nuklir, khususnya pencemaran udara

Potensi Enersi (1)
Variable utama:
• Nilai kalor (heating value, calorific value): Btu/lb,KJ/kg, Kkal/kg,….
– High heating value (HV): diukur di Laboratorium
– Low heating value (LHV): dihitung, utamanya karena kandungan air, kandungan hidrogen, kadar abu
• Kandungan air:
– Air yang dikandung (= kadar air)
– Air yang ‘terperangkap’ diantara tumpukan sampah (tidak dijumpai pada penyimpanan batu-bara)
– Tambah tinggi, tambah mengurangi potensi enersi
• Kadar abu: sisa pembakaran
– Tambah tinggi, tambah mengurangi potensi panas
– bila tanpa pengendali pencemarana yang baik, semua logam berat terbang ke udara


Potensi Enersi (2)
Sampah kota:
• Tersusun dari komponen sampah dengan potensi enersi sangat bervariasi, nilai kalor bervariasi:
– Bila plastik: 11.000 kkal/kg
– Bila siasa makanan: 4.000 kkal/kg
• Komponen sampah keberadaan dan porsinya bervariasi tergantung kapan diambil, berasal dari lokasi mana, sedang ada kegiatan apa, sedang musim buah apa, dsb ……………………..
• Kandungan airnya sangat bervariasi tergantung dari jenis
komponennya apa, wadah penyimpanan dan pengangkutannya ditutup atau tidak, sedang hujan atau tidak, ……….
• Bila diprediksi potensinya 20 MWe/1.000 ton, lalu kenyataannya hanya 8 MWe/1.000 ton ? terbayang betapa ‘kecewa berat’ fihak yang terkait.


Potensi Enersi (3)
PRESENTASI OLEH TEAM DARI JEPANG 22-9-2016
1) HITZ di Surabaya:
Calorific LHV = 1.500 kkal/ kg
Potensi: 7.8 Mwe/ 600 ton = 13 Mwe/1.000 ton (realistis)

2) JFE Bali
Kadar air 51%  ------------------->   Bila 70%
Calorific LHV = 1,800 kkal/kg ----> Maka 885 kkal/kg
Potensi: 17.4 Mwe/ 1.000 ton = 9Mwe/1.000 ton (realistis)

Bila potensinya 20  Mwe/ 1.000 ton. lalu kenyataannya hanya
10 Mwe/1.000 ton ---> terbayang betapa‘berat kecewa‘ fihak terkait.

Potensi Enersi (4)
• Amerika Serikat: teknologi WtE digunakan untuk memproses ±95.000 ton sampah perhari (17% dari total sampah)
menghasilkan sekitar 2.500 MW listrik (Brien, 2007).
• Sampah negara industri: bisa sebesar 25 MWe/1.000 ton sampah akan dapat dicapai
• Sampah Indonesia mempunyai nilai kalor (LHV) hanya sekitar 1.000 kkal/kg (kadar air yang cukup tinggi, apalagi bila kertas dan plastik dikeluarkan untuk didaur-ulang. Perhitungan moderat potensinya hanya sekitar 10 MW/1.000 ton sampah (atau bahkan kurang).


Penerapan Teknologi Insinerasi WtE
• Di Jepang, Taiwan, dan Singapura: contoh sukses penggunaan teknologi ini.
• Di India: teknologi ini mengalami kegagalan untuk berlanjut, antara lain karena:
– Karakteristik sampah yang kurang mendukung.
– ketidak mampuan mambayar/membiayai biaya operasi yang lengkap, karena pendapatan dari jasa sarana ini tidak cukup untuk membayar pinjaman modal pembangunannya, dan biaya operasi-pemeliharaan;
– kegagalan operasi dan pemeliharaan, termasuk tidak
tersedianya pekerja yang terlatih;
– kelemahan dalam sistem manajemen;
– pengaturan aspek institusi yang belum memadai.


Tetapi kalau terus-menerus wacana, kapan lagi Indonesia ‘bebas’ sampah dan mempunyai kesempatan menerapkan dan mempunyai pengalaman teknologi yang ‘canggih’
• Yang penting jangan ‘mengharap’ terlalu berlebihan pada energi yang dihasilkan
• Jangan lupa, prioritas pengendalian pencemaran udara. Indonesia belum punya teknologinya.

Nah... Jangan biarkan pemangunan PLTSa berteknologi termal dibangun tanpa kita kritisi dari setiap aspeknya.




--o0o---

baca juga

Empat Calon Investor Tertarik Bangun ITF
25th Juli 2016

JAKARTA- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera membangun pengolahan sampah terpadu atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di sejumlah tempat. Kawasan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang juga rencananya menjadi salah satu lokasi dibangunnya ITF.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, saat ini sudah ada empat calon investor yang siap mengajukan diri melakukan pembangunan ITF. Studi kelayakannya pun tengah dilakukan agar pembangunan bisa cepat dilakukan.

“Kami sedang siapkan tenaga ahlinya, baik pakar lingkungan, persampahan, kelistrikan dan lainnya dalam melakukan kajian,” ujar Isnawa, kemarin.

Dikatakan Isnawa, kawasan TPST Bantar Gebang sendiri mempunyai gas metan yang bisa dihasilkan menjadi tenaga listrik. Dari rencana pembangunan 18 watt saat ini baru terealisasi 1 watt saja sehingga harus dioptimalkan.

“Memang pembangunan ITF juga nantinya akan dilakukan di Jakarta. Kami harap bisa segera dibangun untuk mengurangi sampah dari hulunya,” tandasnya.

Kepulauan Seribu

Selain itu, Dinas Kebersihan DKI Jakarta berencana ‎akan mempercepat pembangunan ITF di 10 pulau permukiman di Kepulauan Seribu. Ditargetkan, kesepuluh ITF sudah beroperasi secara maksimal mulai tahun 2017.

“Masih tahap perencanaan. Ini memang kapasitasnya kecil saja, sehari sekitar 4 sampai 6 ton saja,” ujar Ali Maulana Hakim, Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, kemarin .

Menurutnya, keberadaan ITF sudah cukup untuk menangani sampah di Pulau Seribu. Nantinya petugas hanya mengangkut sisa residu pembakaran saja untuk dibuang ke Bantargebang.

“Untuk kawasan pulau itu sampah sehari sekitar 20,1 ton. Jadi kalau ada ITF masing pulau sangat bermanfaat,” katanya.
‎‎
Saat ini pengadaan alat ITF sudah ada masuk kedalam e-katalog. Hanya pembangunan sarana lainnya yang belum ada dan direncanakan melalui proses lelang.”Kita harap maksimal awal tahun depan sudah bisa beroperasi. Saat ini masih terus dalam tahapan perencanaan,” tandasnya.

Sumber:beritajakarta.com

http://www.jakarta-propertindo.com/id/id/empat-calon-investor-tertarik-bangun-itf/

---




Insinerator sampah
JAKPRO: Oktober Tahun Ini “Ground Breaking” ITF
27th Juli 2016

JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta memastikan bahwa peletakan batu pertama pembangunan Intermediate Treatment Facilities (ITF) akan dapat dilaksanakan pada tahun ini.

Satya Heragandhi Direktur Utama PT Jakarta Propertindo menyatakan bahwa pihaknya menjanjikan bisa melakukan ground breaking ITF sekitar September – Oktober.

“Ya ground breakingnya kemungkinan September – Oktober tahun ini. Tapi kami akan usahakan sudah bisa di deliver pada September,” ujarnya , kemarin.

Pihaknya, melalui anak usahanya PT Jakarta Utilitas Propertindo yang bergerak dibidang utilitas, akan membangun ITF dengan kapasitas sekitar 1000 ton per hari.

Namun demikian, pihaknya masih merahasikan lokasi pembangunan ITF tersebut dan saat ini sedang proses pematangan pemilihan teknologi yang tepat, bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Saat ini, kata Satya, sudah terdapat lebih dari 96 perusahaan yang menawarkan teknologi pembangunan ITF tersebut.

Pihaknya perlu menggandeng BPPT agar mendapatkan pendampingan yang tepat ketika memutuskan pemilihan teknologi yang akan digunakannya ke depan.

“Kita kan sudah ada MoU dengan BPPT. Nanti mulai awal Agustus ada tim kecil yang akan memilih dan memutuskan teknologi seperti apa yang tepat, kemudian akhir Agustus ti tinggal dikawinkan dengan pemilik lahan,” terangnya.

Pihaknya dan BPPT pada intinya sudah sepakat bahwa teknologi yang akan digunakan adalah yang terbaik dan bisa bertahan hingga puluhan tahun ke depan.

Pasalnya pembangunan ITF dengan teknologi yang tepat, sudah sangat urgent untuk direalisasikan, seiring semakin tingginya volume sampah DKI Jakarta yang dibuang ke TPST Bantar Gebang saat ini hingga mencapai 6.700 ton per hari.

“Salah satu untuk mengurai sampah di perkotaan, seperti DKI Jakarta adalah tidak bisa dengan sistem yang lama, jadi mau tidak mau harus dengan ITF, dan kami komitmen akan mewujudkan hal ini,” ujarnya.

Sementara, komitmen badan usaha milk daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta tersebut sejalan dengan harapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang mengharapkan ground breaking ITF dapat direalisasikan tahun ini.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menargetkan tahun ini bisa melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Intermediate Treatment Facilities (ITF).

Sumber:bisnis.com
http://www.jakarta-propertindo.com/id/id/jakpro-oktober-tahun-ini-ground-breaking-itf/





---o0o---

PLTSa Butuh Banyak Plastik, Bagaimana Upaya Daur-ulang Bank Sampah & Indistri?





PLTSa Butuh Banyak Plastik, Bagaimana Upaya Daur-ulang Bank Sampah & Indistri?


rangkuman Riza V. Tjahjadi
biotani@gmail.com
biotani2001@yahoo.com
Walhi Jakarta/ Biotani Bahari Indonesia




Pembangkit Listrik Sampah berTekno Termal Bakal Kurangi Pendapatan Daur-Ulang Plastik Bank Sampah?
Atau... Impor biji plastik bakal meningkat?

Kumpulan sampah plastik di bank-bank sampah dan industri daur-u;ang plastik bakal tergerus perolehannya jikalau pembangkit listrik bertenaga sampah (PLTSa) dengan teknologi termal (insinerasi) digenjot pengadaannya oleh pemerintah di Nusantara ini.
Kenapa?
Karena plastik adalah materi yang paling tinggi nilai panasnya, dibandingkan sampah lainnya.
Kapankah?
Saat ini belum banyak. Karena hanya tujuh yang diujicoba pembangunannya di Indonesia melalui Perpres 18 Tahun 2016.

Tengoklah Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah di Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Surabaya dan Kota
Makassar




ilustrasi saja karena model Indonesia masih belum jelas




Dalam seminar Penyelenggaraan Pengembangan Teknologi Termal untuk Sampah Sistem Pengelolaan Perkotaan Berbasis Teknologi Termal di Indonesia oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, 22-23 September 2016 Prof Enri Damanhuri dari FTSL ITB mengungkapkan

Teknologi Termal untuk Sampah Waste-to-Enegy (WtE) di Indonesia
• Sudah lama dikenal di Indonesia, namun karena belum pernah dibangun dan dioperasikan, Indonesia belum
mempunyai pengalaman dan kemampuan sendiri untuk mengembangkan teknologi tersebut dalam
kapasitas besar.
• Peraturan Presiden No. 18/2016 tentang percepatan pembangunan WtE untuk 7 kota di Indonesia (mulai
tahun 2018), mudah-mudahan akan mempercepat kemampuan Indonesia mengembangkan dan mengoperasikan teknologi modern dalam pengolahan
sampah.



ilustrasi saja karena model Indonesia masih belum jelas


ik P

rof Enri Damanhuri menambahkan Fortum (Finlandia):
• berminat membangun PLTSa kisaran senilai USD 120-200-juta
• Mampu menghasilkan: 20 MW/1.000 ton
• Waktu pembangunan 2,5-3 tahun



Sampah BUKAN Batu Bara (1)
• Sampah kota:
– biasa diolah melalui teknologi termal (insinerasi),
– produk samping: uap panas yang bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin listrik.
• Bila sasarannya pengolahan sampah: teknologi insinerasiyang paling tuntas memusnahkan sampah dalam waktu
singkat
• Bila sasaran (tambahan) energi listrik: HARUS cukup jelas potensinya.
• Energi listrik dari WtE di Indonesia:
– Bagian dari skenario pencapaian target 35.000 MW
– Bagian dari income operator yang mempengaruhi penentuan tipping-fee.

Sampah BUKAN Batu Bara (2)
Batu bara:
• Nilai kalor: relatif seragam
• Potensi power: 80-85 MWe/1.000 ton
• Teknologi PLTU: sudah biasa diterapkan di Indonesia
• Lingkungan:
– Pencemaran udara: OK
– Penanganan abu fly ash: masih silang pendapat, walau sudah ada PP101/2014

Sampah:
• Nilai kalor: sangat bervariasi dan berfluktuasi
• Potensi power: rentang 7,5 Mwe sampai 30 Mwe per 1.000 ton
• Teknologi WtE Insinerasi: belum pernah diterapkan
• Lingkungan: instalasi kontroversial nomor 2 di dunia yang paling disorot setelah PLT-Nuklir, khususnya pencemaran udara

Potensi Enersi (1)
Variable utama:
• Nilai kalor (heating value, calorific value): Btu/lb,KJ/kg, Kkal/kg,….
– High heating value (HV): diukur di Laboratorium
– Low heating value (LHV): dihitung, utamanya karena kandungan air, kandungan hidrogen, kadar abu
• Kandungan air:
– Air yang dikandung (= kadar air)
– Air yang ‘terperangkap’ diantara tumpukan sampah (tidak dijumpai pada penyimpanan batu-bara)
– Tambah tinggi, tambah mengurangi potensi enersi
• Kadar abu: sisa pembakaran
– Tambah tinggi, tambah mengurangi potensi panas
– bila tanpa pengendali pencemarana yang baik, semua logam berat terbang ke udara


Potensi Enersi (2)
Sampah kota:
• Tersusun dari komponen sampah dengan potensi enersi sangat bervariasi, nilai kalor bervariasi:
– Bila plastik: 11.000 kkal/kg
– Bila siasa makanan: 4.000 kkal/kg
• Komponen sampah keberadaan dan porsinya bervariasi tergantung kapan diambil, berasal dari lokasi mana, sedang ada kegiatan apa, sedang musim buah apa, dsb ……………………..
• Kandungan airnya sangat bervariasi tergantung dari jenis
komponennya apa, wadah penyimpanan dan pengangkutannya ditutup atau tidak, sedang hujan atau tidak, ……….
• Bila diprediksi potensinya 20 MWe/1.000 ton, lalu kenyataannya hanya 8 MWe/1.000 ton ? terbayang betapa ‘kecewa berat’ fihak yang terkait.


Potensi Enersi (3)
PRESENTASI OLEH TEAM DARI JEPANG 22-9-2016
1) HITZ di Surabaya:
Calorific LHV = 1.500 kkal/ kg
Potensi: 7.8 Mwe/ 600 ton = 13 Mwe/1.000 ton (realistis)

2) JFE Bali
Kadar air 51%  ------------------->   Bila 70%
Calorific LHV = 1,800 kkal/kg ----> Maka 885 kkal/kg
Potensi: 17.4 Mwe/ 1.000 ton = 9Mwe/1.000 ton (realistis)

Bila potensinya 20  Mwe/ 1.000 ton. lalu kenyataannya hanya
10 Mwe/1.000 ton ---> terbayang betapa‘berat kecewa‘ fihak terkait.

Potensi Enersi (4)
• Amerika Serikat: teknologi WtE digunakan untuk memproses ±95.000 ton sampah perhari (17% dari total sampah)
menghasilkan sekitar 2.500 MW listrik (Brien, 2007).
• Sampah negara industri: bisa sebesar 25 MWe/1.000 ton sampah akan dapat dicapai
• Sampah Indonesia mempunyai nilai kalor (LHV) hanya sekitar 1.000 kkal/kg (kadar air yang cukup tinggi, apalagi bila kertas dan plastik dikeluarkan untuk didaur-ulang. Perhitungan moderat potensinya hanya sekitar 10 MW/1.000 ton sampah (atau bahkan kurang).


Penerapan Teknologi Insinerasi WtE
• Di Jepang, Taiwan, dan Singapura: contoh sukses penggunaan teknologi ini.
• Di India: teknologi ini mengalami kegagalan untuk berlanjut, antara lain karena:
– Karakteristik sampah yang kurang mendukung.
– ketidak mampuan mambayar/membiayai biaya operasi yang lengkap, karena pendapatan dari jasa sarana ini tidak cukup untuk membayar pinjaman modal pembangunannya, dan biaya operasi-pemeliharaan;
– kegagalan operasi dan pemeliharaan, termasuk tidak
tersedianya pekerja yang terlatih;
– kelemahan dalam sistem manajemen;
– pengaturan aspek institusi yang belum memadai.


Tetapi kalau terus-menerus wacana, kapan lagi Indonesia ‘bebas’ sampah dan mempunyai kesempatan menerapkan dan mempunyai pengalaman teknologi yang ‘canggih’
• Yang penting jangan ‘mengharap’ terlalu berlebihan pada energi yang dihasilkan
• Jangan lupa, prioritas pengendalian pencemaran udara. Indonesia belum punya teknologinya.

Nah... Jangan biarkan pemangunan PLTSa berteknologi termal dibangun tanpa kita kritisi dari setiap aspeknya.




--o0o---

baca juga

Empat Calon Investor Tertarik Bangun ITF
25th Juli 2016

JAKARTA- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera membangun pengolahan sampah terpadu atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di sejumlah tempat. Kawasan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang juga rencananya menjadi salah satu lokasi dibangunnya ITF.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, saat ini sudah ada empat calon investor yang siap mengajukan diri melakukan pembangunan ITF. Studi kelayakannya pun tengah dilakukan agar pembangunan bisa cepat dilakukan.

“Kami sedang siapkan tenaga ahlinya, baik pakar lingkungan, persampahan, kelistrikan dan lainnya dalam melakukan kajian,” ujar Isnawa, kemarin.

Dikatakan Isnawa, kawasan TPST Bantar Gebang sendiri mempunyai gas metan yang bisa dihasilkan menjadi tenaga listrik. Dari rencana pembangunan 18 watt saat ini baru terealisasi 1 watt saja sehingga harus dioptimalkan.

“Memang pembangunan ITF juga nantinya akan dilakukan di Jakarta. Kami harap bisa segera dibangun untuk mengurangi sampah dari hulunya,” tandasnya.

Kepulauan Seribu

Selain itu, Dinas Kebersihan DKI Jakarta berencana ‎akan mempercepat pembangunan ITF di 10 pulau permukiman di Kepulauan Seribu. Ditargetkan, kesepuluh ITF sudah beroperasi secara maksimal mulai tahun 2017.

“Masih tahap perencanaan. Ini memang kapasitasnya kecil saja, sehari sekitar 4 sampai 6 ton saja,” ujar Ali Maulana Hakim, Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, kemarin .

Menurutnya, keberadaan ITF sudah cukup untuk menangani sampah di Pulau Seribu. Nantinya petugas hanya mengangkut sisa residu pembakaran saja untuk dibuang ke Bantargebang.

“Untuk kawasan pulau itu sampah sehari sekitar 20,1 ton. Jadi kalau ada ITF masing pulau sangat bermanfaat,” katanya.
‎‎
Saat ini pengadaan alat ITF sudah ada masuk kedalam e-katalog. Hanya pembangunan sarana lainnya yang belum ada dan direncanakan melalui proses lelang.”Kita harap maksimal awal tahun depan sudah bisa beroperasi. Saat ini masih terus dalam tahapan perencanaan,” tandasnya.

Sumber:beritajakarta.com

http://www.jakarta-propertindo.com/id/id/empat-calon-investor-tertarik-bangun-itf/

---




Insinerator sampah
JAKPRO: Oktober Tahun Ini “Ground Breaking” ITF
27th Juli 2016

JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta memastikan bahwa peletakan batu pertama pembangunan Intermediate Treatment Facilities (ITF) akan dapat dilaksanakan pada tahun ini.

Satya Heragandhi Direktur Utama PT Jakarta Propertindo menyatakan bahwa pihaknya menjanjikan bisa melakukan ground breaking ITF sekitar September – Oktober.

“Ya ground breakingnya kemungkinan September – Oktober tahun ini. Tapi kami akan usahakan sudah bisa di deliver pada September,” ujarnya , kemarin.

Pihaknya, melalui anak usahanya PT Jakarta Utilitas Propertindo yang bergerak dibidang utilitas, akan membangun ITF dengan kapasitas sekitar 1000 ton per hari.

Namun demikian, pihaknya masih merahasikan lokasi pembangunan ITF tersebut dan saat ini sedang proses pematangan pemilihan teknologi yang tepat, bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Saat ini, kata Satya, sudah terdapat lebih dari 96 perusahaan yang menawarkan teknologi pembangunan ITF tersebut.

Pihaknya perlu menggandeng BPPT agar mendapatkan pendampingan yang tepat ketika memutuskan pemilihan teknologi yang akan digunakannya ke depan.

“Kita kan sudah ada MoU dengan BPPT. Nanti mulai awal Agustus ada tim kecil yang akan memilih dan memutuskan teknologi seperti apa yang tepat, kemudian akhir Agustus ti tinggal dikawinkan dengan pemilik lahan,” terangnya.

Pihaknya dan BPPT pada intinya sudah sepakat bahwa teknologi yang akan digunakan adalah yang terbaik dan bisa bertahan hingga puluhan tahun ke depan.

Pasalnya pembangunan ITF dengan teknologi yang tepat, sudah sangat urgent untuk direalisasikan, seiring semakin tingginya volume sampah DKI Jakarta yang dibuang ke TPST Bantar Gebang saat ini hingga mencapai 6.700 ton per hari.

“Salah satu untuk mengurai sampah di perkotaan, seperti DKI Jakarta adalah tidak bisa dengan sistem yang lama, jadi mau tidak mau harus dengan ITF, dan kami komitmen akan mewujudkan hal ini,” ujarnya.

Sementara, komitmen badan usaha milk daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta tersebut sejalan dengan harapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang mengharapkan ground breaking ITF dapat direalisasikan tahun ini.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menargetkan tahun ini bisa melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Intermediate Treatment Facilities (ITF).

Sumber:bisnis.com
http://www.jakarta-propertindo.com/id/id/jakpro-oktober-tahun-ini-ground-breaking-itf/





---o0o---

Arsip Blog