Sabtu, 21 Januari 2017

Munculnya Populisme, koreksi terhadap neoliberal, HUT Peristiwa 15 Januari 1974





Munculnya Populisme, koreksi terhadap neoliberal, HUT Peristiwa 15 Januari 1974


oleh: Riza V. Tjahjadi
biotani@gmail.com


Apakah anda punya kepekaan adanya krisis [sense of crisis] dewasa ini? tanya pengamat intelejen Suripto kepada khalayak di hari HUT Indemo dan Malari hari Minggu kemaren.

Sering kita dengar Presiden Jokowi berulang kali menyatakan, sebagai pemimpin ia harus menyatakan optimisme kepada rakyatnya.
Nah... Simak saja orasi Hariman Siregar.




Minggu, 15 Januari 2017 - 13:51 
Peringati 43 Tahun Peristiwa Malari, Hariman: Perubahan dan Populis
Reporter : Rakisa
Jakarta, kini.co.id – Direktur Indonesia Democracy Monitor (Indemo) yang juga aktivis Malari, Hariman Siregar, menyebutkan, sejak reformasi tahun 1999 Indonesia telah mengalami empat kali pemilihan presiden yang berjalan aman.
Menurutnya, pengalaman demokrasi tersebut seharusnya bisa menjadikan Indonesia sebagai negara yang matang. Namun, kondisi kaburnya kepercayaan terhadap suatu rezim justru membuat masyarakat berpikir tidak rasional dan mengenyampingkan demokrasi.

Ada gejala penolakan terhadap pemimpin yang tak dikehendaki, padahal figur tersebut sudah terpilih. Khawatirnya, hal serupa bisa berlangsung dalam masyarakat.

“Kita lihat dalam masyarakat, kalau di politik kita buka demokrasi, di ekonomi kita buka pasar bebas, sosial kita bicara civil society, di hukum kita bicara kepastian hukum. Kalau kita bicara empat hal ini sangat jauh dari cita-cita awal,” ujar Hariman dalam peringatan 43 Tahun Peristiwa Malari 1974 sekaligus diskusi bertajuk “Menyikapi Perubahan, Kebangkitan Populisme” di Hall Mawar Conference, Balai Kartini, Jakarta Selatan, Minggu (15/1/2017).

Dijelaskannya, seperti dengan adanya Brexit dan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden AS. Namun tidak dipercaya menang. Jadi ini tidak bisa dianggap main-main.

“Kondisi ini terjadi saat ini di Indonesia, bahwa populisme yang merupakan pencitraan namun tidak dipercaya, ini peringatan. Bisa, asal dalam empat tahun elite bisa kembalikan kepercayaan dan rakyat bisa jadi rasional. Tapi kalau sebaliknya, fasis justru menghambat proses guaranted globalisasi,” katanya.
Dalam peringatan Malari 43 tahun kali ini, ratusan aktivis hadir seperti dari aktivis Pro Demokrasi (Prodem) dan sejumlah politisi diantaranya: Bursah Zarnubi, Egi Sudjana, M Misbakhun dan Benny K Harman. Hadir juga aktivis tertuduh makar, Hatta Taliwang. 






Pada kesempatan tersebut, diskusi generasi langsung dimulai begitu orasi politik dan monolog tersebut selesai. Pembicaranya antara lain Soeripto JS dari Soeripto Centre, DR. B. Herry Priyono dari STF Driyarkara, Yudi Latif dari Reform Institute dan Faisal Basri sebagai pengamat Ekonomi UI. 

Soecipto pada diskusi menyajikan tema “Arah Perubahan Dunia: Nasionalis Populis dari Sudut Pandang GeoPolitik dan GeoStrategi”. Herry Priyono membahas “Arah Perubahan Ekonomi Dunia Tren Nasionalis Populis: Pasca-Brexit dan Kemenangan Trump”. 

Yudi Latif membahas masalah “Ketahanan Budaya dan Ideologi Indonesia”. Sedangkan Faisal Basri menyajikan bahasan mengenai “Trend Nasionalis Populis dan Implikasi Terhadap Ekonomi Indonesia”. [ Fetty Putri ]

http://nasional.kini.co.id/…/peringati-43-tahun-peristiwa-m…
Baca juga:
http://www.konfrontasi.com/…/diskusi-indemo-pemerintah-terk…
¤
http://nasional.kompas.com/…/kesenjangan.sosial.dan.ekonomi…





Undangannya
Riza V. Tjahjadi menambahkan 2 foto baru.
14 Januari pukul 22:51 · 








HuT MaLaRi... fwd:
Ayo Hadiri, sudah lama juga kita tidak berkumpul, untuk membicarakan situasi saat ini:...
HUT *17 Tahun InDemo & 43 Tahun Peristiwa 15 Januari (populer dinamalkan MAlari, Malapetaka Lima Belas Januari) 1974.*
_
Indonesian Democracy Monitor mengundang Bapak, Ibu, Saudara/i menghadiri 17 Tahun InDemo & 43 Tahun Peristiwa 15 Januari 1974 & Peluncuran Media Online Nusantara.news:

Hari/tanggal: Minggu, 15 Januari 2017
Waktu: 09.00-15.00
Tempat: Mawar Conference Room, Lt. 2, Gedung Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan.

Tema:
*Menyikapi Perubahan, Kebangkitan Populisme*
Keynotespeaker: _dr. Hariman Siregar_
*_Menyikapi Kebangkitan Gerakan Populisme & Gelombang Perubahan Dunia_*

Diskusi Lintas Generasi
Pembicara:
*Soeripto JS* (Soeripto Centre)
"Arah Perubahan Dunia (Nasionalis Populis dari Sudut Pandang GeoPOlitik & GeoStrategi)
*DR. B. Herry Priyono* (STF Driyarkara)
"Arah Perubahan Ekonomi Dunia Tren Nasionalis Populis (Pasca-Brexit & Kemenangan Trump)
*DR. Yudi Latif (Dir. Reform Institute)*
"Ketahanan Budaya & Ideologi Indonesia"
*DR. Faisal Basri (Ekonomi UI)*
"Tren Nasionalis Populis & Implikasinya Terhadap Ekonomi Indonesia"
Moderator: Eddy Junaidi (Ketua Umum Yayasan Kalimasadha Nusantara)

_InDemo sejak awal merasa Demokrasi telah dibajak oleh para elite sehingga menimbulkan gerakan anti establishment. Sementara gejala populisme tumbuh subur di berbagai belahan dunia. Kemanangan Brexit dalam referendum yang disusul kemenangan Donald Trump pada Pemilu Presiden Amerika, sesungguhnya jawaban tegas & lugas dari kalangan kelas pekerja di kedua negara atas kapitalisme yang terbukti gagal berbagi kemakmuran._ 
_Kini populisme yang anti liberalisasi, proteksionis & anti asing telah berkuasa di Amerika yang menjadi jantung peradaban dunia. Bahkan di Asia yang sebenarnya tidak memiliki tradisi populisme, kini muncul sosok Duterte yang begitu menggetarkan._
_Kata Hariman: Bagi saya, fenomena ini adalah pembalikan yang luar biasa yang membutuhkan penanganansecara seksama & segera. 
Dalam menyikapi keadaan tersebut, yang kita butuhkan adalah Nasionalisme Civil sesuai dengan Pancasila & UUD 45."
*Hariman Siregar*

Mohon Sebarluaskan !!. Kawan-kawan aktivis yg lain..





lihat juga:

http://www.slideshare.net/biotani/populisme-diskusi-dari-hut-malari-1974 


--o0o---


Tidak ada komentar:

Arsip Blog