Sabtu, 23 Maret 2013

Indonesia mau tanam padi di Myanmar dan Kamboja, tapi krisis tanah subur




Indonesia mau tanam padi di Myanmar dan Kamboja, tapi krisis tanah subur


Kartun Riza V. Tjahjadi
biotani@gmail.com








Indonesia SUDAH berSWASEMBADA BERAS SEJAK tahun 2008, TAPI MAU TANAM PADI DI MYANMAR DAN KAMBOJA RENCANA DI MERAUKE GAGAL, RENCANA DI KALTIM TAK JELAS, TAPI MAU KE KALBAR

In d o n e s i a  sekarang  k r i s i s  tanah  s u b u r sebagai sawah yang layak sebagai lahan penanaman padi. Separuh lebih yaitu sebesar 4,7 juta hektar kondisinya kritis..

T o t a l  luas sawah 7,9 juta hektar (Suswono di Metrotv, ....Maret 2013). T o t a l  petani 17,83 juta, petani padi  14,99 juta menurut nama dan alamat (Kemenkeu, 2009).


Riza V. Tjahjadi dalam naskah menyusun "position paper" Jaker PO (2009) menyatakan: Namun (...) sejumlah fakta terungkap, Indonesia sudah terjebak dalam ”perangkap pangan” negara-negara maju. Hal ini terlihat dari tujuh komoditas pangan utama nonberas yang sangat bergantung pada produk impor. Dari tujuh komoditas tersebut, empat di antaranya, yakni gandum, kedelai, daging ayam ras, dan telur ayam ras, dinyatakan sudah masuk kategori kritis.

-
Lihat juga: Pernyataan Posisi Jaker PO Pertanian Organik bagi Kemandirian Petani kecil. Disusun oleh Badan Pengarah Jaringan Kerja Pertanian Organik (BP Jaker PO), Surakarta, 17 April 2009.






Info terkait lainnya, silahkan baca posting sebelum ini, yaitu tertanggal 20 Maret 2013.


juga: Rabu, 07 September 2011
Minta anggaran tetapi tak jelas luas tanah sawah yang sudah pulih kesuburannya: (...) Data terakhir Kementerian Pertanian, luas sawah yang rusak sudah lebih dari 4 juta hektar, tepatnya 4,7 juta hektar yang tersebar di delapan provinsi sentra produksi padi. Perinciannya, 2,8 juta hektar (50%) adalah sawah yang tergradasi sedang, 1,8 juta hektar (38%) tergradasi berat, dan sisanya tergradasi rendah (8%), dan tidak tergradasi (4%).

Masa pemulihan pemulihan kesuburan tanah sekitar 3 tahun. "Tapi pemulihannya itu tergantung kepada alokasi anggaran," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Haryono seperti dikutip oleh "Kontan" (12 Augustus 2011).


http://biotaniindonesia.blogspot.com/2011/09/minta-anggaran-tetapi-tak-jelas-tanah.html







---o0o---







Tidak ada komentar:

Arsip Blog