Selasa, 15 Oktober 2013

The World lessFood Safety Day pengganti the World Food Day











(⌣_⌣”) ƪ(‾_‾)ʃ (-̩̩-̩̩͡_-̩̩-̩̩͡)


The World lessFood Safety Day pengganti the World Food Day




Riza V. Tjahjadi



Rabu Pon 16 Oktober 2013 adalah the World lessFood Safety Day lebih pas sebagai pengganti the World Food Day
dalam konteks Indonesia.

Ini menurut saya pribadi.

Di kalangan ornop Asia dan Pasifik, kolega saya: PAN AP sejak beberapa tahun silam mempromosikan
The World Foodless Day..!

Rabu Pon 16 Oktober 2013 dalam kalender Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dicantumkan sebagai Hari Pangan Sedunia.

“Sustainable Food Systems for Food Security and Nutrition” adalah fokus bahasan pada World Food Day tahun 2013.

The Wold lessFood Safety Day menurut saya lebih pas bagi Indonesia karena kita lebih sering dan lebih banyak menyaksikan berita tentang keracunan makanan... Coba saja tengok kepada kumpulan berita di media massa. Kasus-kasus keracunan makanan merebak di berbagai penjuru tanah air..!

Ringkasnya saya mengubah Hari Pangan Sedunia menjadi Hari Berkurangnya Pangan yang Aman Sedunia. Ini saya letakkan bobotnya pada kasus yang muncul di permukaan, dan karenanya diberitakan. Meskipun kasus-kasus keracunan makanan tidak banyak memakan korban jiwa, tetapi menunjukkan, bahwa pangan yang aman adalah pe-er bagi Negara untuk mendidik dan mengawasi produsen pangan agar tidak berlaku sembrono bagi konsumennya. Hal Ini kelihatan sepele, sehingga justru diabaikan begitu saja, juga dianggap selesai setelah korban keracunan makanan setelah dianggap (akan) pulih kesehatannya dan diijinkan pulang dari tempat rawatan kesehatan (rumah sakit, puskesmas)... Namun, di balik kasus-kasus itu, maka banyaknya pangan tidak aman bagi konsumen di Nusantara ini pun merupakan bagian dari ketahanan pangan.

Pada sisi ini the World lessFood Safety Day jauh lebih enteng daripada alasan diubahnya the World Food Day menjadi the World Foodless Day oleh PAN AP di Penang Malaysia, karena mereka berkesimpulan bahwa akar masalah kelaparan dan gizi buruk tidak disentuh oleh PBB khususnya Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)... Namun kedua  ubahan yaitu dari saya pribadi maupun ubahan dari PANAP adalah hal serius dan sah dari sudut logika, maupun sudut hak dan keadilan.

Manakala kita ungkap kata pangan, maka tautan yang paling intim adalah
KETAHANAN PANGAN
yang unsur-unsurnya:

•       Ketersediaan pangan (pasokan/ suplai)

•       Kemudahan akses

•       Keamanan pangan

– Bebas cemaran fisik

– Bebas cemaran biologi

– Bebas cemaran/ residu kimia berbahaya dst...

Dan itu semua adalah berbasiskan hak bagi rakyat, dan kewajiban bagi Negara untuk menghargai (respect), melindungi (protect), dan memenuhinya (fullfilment).

Sekadar info: Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan pada 2013, posisi Indonesia mengenai ketahanan pangan menempati urutan 66 dari 107 negara.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan, Haryono urutan tertinggi ketahanan pangan Amerika Serikat dan Republik Kongo terendah.

"Kita posisi 66 dunia untuk ketahanan pangan. Tapi secara ASEAN kita posisi 16. Posisi Indonesia lebih baik dari Myanmar dan Kamboja," ujar Haryono pada “STRATEGI DAN RENCANA AKSI UNTUK KEMANDIRIAN PANGAN INDONESIA” di Jakarta, Sabtu (5/10/2013).

Indonesia setiap tahun produksi 33 juta ton beras, 16 juta ton jagung, 2,2 juta kedelai.

Indonesia produsen pangan nomor 5 terbesar di dunia setelah Cina, AS, India, dan Brazil. Indonesia pun nomor 5 sebagai negara konsumen pangan terbesar di dunia setelah Cina, India, AS, Brazil; sumber: Diolah dari FAO Statistical Yearbook, 2010. Pada periode sama tercatat pula bahwa kemandirian pangan Indonesia antar negara pada komoditas padi-padian berada pada urutan 5 pula, setelah Cina, AS, India, Brazil.

Menurut Khudori (2013) anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Pusat:

Padi: Produksi 69,27 juta ton gabah (39,48 juta ton beras, konversi 0,57, naik 0,31%). Jika konsumsi113,5 kg/kapita, total konsumsi 250 juta penduduk: 28,25 juta ton. Harusnya surplus.

Jagung: Produksi 18,84 juta ton jagung pipilan kering (turun 2,83%), sebagian besar untuk pakan ternak. Benih hibrida meningkatkan produksi.

Kedelai: Produksi 847 ribu ton kedelai kering (naik 0,47%). Produksi terus menurun, jauh dari target swasembada (2,5 juta ton). Impor dari AS.

Gula: Produksi 2,3 juta ton, di bawah target produksi 2,8 juta ton. Konsumsi >4,5 juta ton, terdiri 2,5 juta ton gula konsumsi dan 2 juta ton gula rafinasi, berasal dari impor gula mentah.

Daging Sapi: Produksi 474 ribu ton (?), konsumsi 550 ribu ton, impor daging 32 ribu ton dan sapi bakalan setara daging 48 ribu ron, besar dari Australia.
Swasembada daging kian menjauh.

Produksi CPO 2012: 24 juta ton, ekspor 18 juta ton. Tahun 2013 produksi CPO diperkirakan menembus 26 juta ton. Produk hilir mulai tumbuh.
Produksi kopi 2012: 700 ribu ton, ekspor 500 ribu ton. Tahun 2013 produksi kopi diperkirakan tidak banyak berubah, walau harga jual cukup tinggi.

Produksi kakao 2012: 840 ribu ton, ekspor 450 ribu ton. Tahun 2013 produksi kakao diperkirakan tidak berubah, karena GERNAS hanya 30%.

Produksi teh 2012: 140 ribu ton, sebagian besar untuk ekspor. Tahun 2013, produksi diprediksi turun lagi karena 3000 ha kebun dibabat.
Sumber: Khudori (2013) Kartel Pangan. Makalah pada Focus Group Discussion tentang ”Kartel Pangan ”  Program Bincang-Bincang Agribisnis. Jakarta, 14 September 2013









Lagi:

Untuk info lanjut World Foodless Day, silahkan tengok:

http://www.panap.net/campaigns/land-food-rights/world-foodless-day

Catatan: selama hampir
10 tahun (1995-2004) saya pernah menjadi anggota Komite Pengarah (SC) PANAP.



---o0o---







World Foodless Day


The Food and Agriculture Organization of the United Nations observes World Food Day to showcase approaches to ending hunger. However, it does not recognise the root cause of hunger and malnutrition – rural communities' lack of access to land and productive resources.
Neo-liberal policies on food and agriculture, which encouraged speculation and large-scale investments on land, further derailed the rural communities' initiatives on sustainable development. This led to 925 million people currently living in hunger and malnutrition; 578 million of them are in Asia.
Thus, every year, PAN AP and its partners use the World Food Day (16 October), as an occasion to present the reality of hunger brought about by neo-liberal policies on food and agriculture. Dubbed as World Foodless Day, PAN AP and its partners hold various activities at the national and regional levels.
What you and your group can do:
•    Launch press conferences maximizing online media and social networks.
•    Hold public forums and people’s assemblies and discussions with different sectors and propose actions that may be undertaken to contribute to the campaign.
•    Hold rallies and public demonstrations at relevant government agencies, local offices or pertinent embassies of foreign corporations involved in resource grabs.
•    Conduct dialogues with government officials/agencies for a review or repeal of laws that intensify resource grabbing and the enactment of policies that foster food sovereignty.
•    Observe WFD on October 16 as Global Day of Action through other activities.
•    Send related articles and press releases to us. We will upload these to our website and circulate the same to our partners.
For more information, drop us


http://www.panap.net/campaigns/land-food-rights/world-foodless-day




---o0o---



 

Tidak ada komentar:

Arsip Blog