Kamis, 28 Maret 2019

Proyek Pritilan Untuk Kurangi Sampah Jakarta? Seberapa Banyakah Sampah Jakarta Terkurangi Dengan Adanya Unit-unit Kecil?










Proyek Pritilan Untuk Kurangi Sampah Jakarta? 



Seberapa Banyakah Sampah Jakarta Terkurangi Dengan Adanya Unit-unit Kecil?





Sampah Jakarta tak juga semakin berkurang; bahkan mungkin bertambah jumlahnya masuk ke TPST Bantargebang Bekasi Jawa Barat. Karena sejak 2016/2017 silam data hanya menunjuk kepada 7 ribuan ton per hari sampah Jakarta masuk ke TPST Bantargebang Bekasi Jawa Barat. Sebaliknya pada sisi lain, semakin bertambah uji coba pemanfaatan sampah bagi pembangkitan tenaga listrik (PLTSa) cuma skalanya kecil. seolah tak cukup bermakna.



Oleh: Riza V. Tjahjadi 
biotani@gmail.com


Simak penelusuran saya di bawah ini:


Tim pemantau sampah Dewan Pengarah dan Pertimbangan Pengelolaan Sampah Nasional (DP3SN) dalam kunjungan ke TPST Bantargebang Bekasi pada 6 Oktober 2017 mendapat presentasi info Rencana Ke Depan oleh Kepala Pengelola Swakelola TPST Bg, Pak Asep K, di antaranya: Menjalin kerjasama dengan BPPT untuk membangun incinerator secara kecil sebagai pilot project [...] Revitalisasi power house untuk meningkatkan energi listrik yang dihasilkan.


Naah... Saya bertanya: Bagaimanakah statusnya saat ini?


Sudah operasionalkah rencana (hampir) dua tahun lalu itu?


Lalu, jika digabung dengan PLTSa Merah Putih yang baru.diresmikan beberapa hari lalu berapa ton sampah termanfaatkan, termasuk gas metana untuk power house nontermal?


Seberapa signifikankah unit-unit pemanfaat sampah skala kecil ini mengurangi sampah Jakarta setiap harinya?


Mohon pencerahan jika ada di antara anda yang mengolah datanya; dan mohon berbagi di grup ini.





NB: Grup ini maksudnya: Grup WA Kaukus Lingkungan KLHK, dan Grup WA DP3SN





















PLTSa Nontermal PT NOEL di TPST Bantargebang


Foto-foto di atas adalah sebagian kegiatan Tim Pemantau DP3SN dengan kepada TPST Bantargebang Asep Kuswandi pada 6 Oktober 2017 yl.




  




Tanggapan

[28/3 13.02] Bagong suyoto: 
http://fokusberitanasional.com/index.php/2019/03/25/tiga-kementerian-negara-resmikan-pltsa-tpst-bantargebang/

Isinya




Tiga Kementerian Negara Resmikan PLTSa TPST Bantargebang

Posted by A. Uban | Mar 25, 2019 | Berita Nasional | 0  |     




BEKASI | FOKUS BERITA NASIONAL – Pada hari Senin, 25 Maret 2019 merupakan moment bersejarah peresmian PLTSa pengolahan Sampah Proses Termal. Peresmian dilakukan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan bersama Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dan Menteri lingkungan Hidup dan Kehutanan diwakili Ditjen PSLB3, Kepala BPPT, juga ada Asisten Gubernur DKI bidang Pembangunan, Walikota Bekasi, Walikota Tangerang.
PLTSa tersebut merupakan proyek kerja sama antara BPPT dengan Pemprov DKI tahun anggaran 2018. Dalam leaflet diliris BPPT menyebutkan, bahwa proyek ini didorong implementasinya dengan keluarnya Perpres No. 35/2018, serta masuk dalam percepatan proyek strategis nasional (Perpres No. 58/2017), sebagai upaya pemecahan masalah sampah perkotaan di Indonesia. Dalam Jakstranas tentang Pengelolaan Sampah Nasional (Perpres No. 97/2017), BPPT ditugaskan sebagain executing agency dalam membuat norma, standard dan kriteria teknologi pengolahan sampah. Untuk meningkatkan kapasitas dalam pengolahan sampah proses termal telah dibangun pilot project Pengolahan Sampah Proses Termal (PLTSa) kapasitas 100 ton/hari.





Tujuan pilot project ini sebagai learning centre dalam inovasi pengolahan sampah. Merupakan salah satu proyek yang ditunggu sejumlah stakeholders di Indonesia. Hal ini harus dibuktikan, bahwa mesin teknologi termal alias incinerator dapat dioperasikan secara mapan dan mampu mengurangi sampah 100 ton/hari. Disamping itu akan mengasilkan listrik sekitar 750 kwh (7,5 kWh/ton).
BPPT menyatakan, bahwa sistem pengendalian gas buang dimulai sejak pengaturan 3T (time, temperature dan turbulence) di zona pembakaran untuk mencegah pembentukan dioxin dan NOx. Kemudian gas buang akan diturunkan suhunya secara mendadak dengar air di quencher guna mencegah terbentuknya dioksin melalui proses de novo serta mengurangi emisi partikulat. Selanjutnya gas buang akan diinjeksi dengan lime menetralkan gas-gas asam (HCL, HF, dll) dan karbon aktif untuk menangkap dioksin dan logam berat, seperti Hg dan Cd. Selanjutnya gas buang akan dilewatkan baghouse filter untuk menyaring berbagai partikulat (fly ash) serta material kimia lainnya. Parameter emisi gas buang wajib memenuhi baku mutu sesuai sesuai Permen KLHK No. 70/2016.

Pilot project PLTSa ini mungkin semakin populer di kalangan eksekutif, legislatif, kaum terpelajar, aktivis lingkungan dan persampahan serta pengusaha. Berbeda masyarakat sekitar TPST Bantargebang. Mereka belum tahu dampak-dampak terhadap lingkungan dan kesehatannya. Dan sesungguhnya dengan adanya PLTSa apa manfaatnya buat masyarakat sekitar? Dengan hadirnya teknologi termal sebagai teknologi baru masyarakat perlu tahu. Maka butuh advokasi berkelanjutan untuk masyarakat sekitar, pelapak dan pemulung.

Secara luas masyarakat DKI Jakarta juga harus diadvokasi tentang pengolahan sampah dengan teknologi termal. Agar masyarakat DKI mendukung berfungsinya tekologi baru tersebut. Baik perilaku, budaya maupun infrastruktur mendukung berjalannya teknologi termal atau PLTSA. Mungkin DKI akan membangun PLTSa untuk skala lebih besar kapasitas 1.500-2.000 ton/hari. Artinya persiapannya lebih berat dan matang, termasuk penyiapan sosial budayanya. Pasti ini sangat berat dan butuh waktu puluhan tahun.

Namun demikian, pilot project PLTSa Bantargebang harus berhasil, mesti dapat membuktikan keunggulan teknologi termal tersebut. Jika berhenti di tengah jalan atau tidak berjalan sesuai target yang ditetapkan, apalagi gagal akan timbulkan image buruk dan akan muncul kritik yang luar biasa pedas.

Bagong Suyoto, Ketua Umum Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indonesia (APPI), Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNAS) dan Anggota Pengarah dan Pertimbangan Pengolahan Sampah Nasional (DP3SN) menyampaikan kepada fokusberitanasional.com. Senin (25/3/2019).
Kita tunggu proses dan perjalanan PLTSa Bantargebang yang akan mengolah sampah 100 ton/hari. Berarti 100 ton/hari sampah berkurang di TPST Bantargebang tak sebanding dengan sampah yang masuk 7.200-7.500 ton/hari. Keberhasilan hari ini masih sangat kecil dalam pertaruhan yang sangat besar dan penuh resiko. Hanya waktu yang menjawabnya secara obyektif dan valid. (Red-FBN)



[28/3 13.03] Bagong suyoto: Tolong info terbaru ttg PLTSa BG dibaca dulu Mas Riza, mungkin ada sesuatu yg tersembunyi


[28/3 13.07] rizavalentino29: ✍🏼 tapi parsial ya? Data terkait PLTSa nontermal (dulu prod
uksi PT NOEL) nihil gak ada di berita itu.. 
[28/3 13.08] rizavalentino29: Pak Asep K monggo diimbuhkan datanya



Asep Kuswandi
 [28/3 20.01] +62 811-869-709: Utk PLTSa yg kemarin diresmikan memang berbeda dgn yg dikelola oleh PT. NOEI. Jd skrg di TPST Bantargebang sdh ada 2 pembangkit listrik pak.
 [28/3 20.04] +62 811-869-709: PLTSa yg kemarin diresmikan dibangun oleh BPPT, yg mrpkan kerjasama antara Pemprov DKI dgn BPPT. PLTSa tsb dinamakan PLTSa Merah Putih.

[28/3 20.17] rizavalentino29: total sampah yang terserap Pak. Dan total MW yang dihasilkan?
Atau bagaimana hitung-hitungannya kumulatif energi listrik dari area sampah TPST Bg?


So..? Realitasnya adalah ujicoba teknologi (baru) di Indonesia untuk sampah rumah tangga dan campurannya, tetapi tidak bermakna signifikan mengurangi hadirnya sampah Jakarta setiap harinya di TPST Bantargebang Bekasi Jawa Barat.


Sekadar info tambahan latar belakang:
TPST Bantargebang dikelola oleh PT Godang Tua Jaya joint operation (JO) PT Navigat Organic Energy Indonesia, Sindicatum Carbon Capital Inggris, Organic International Ltd. (PT NOEL). Karenanya di situ terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)  dengan pendekatan nontermal berkapasitas 26 MW dan melakukan pendekatan Clean Development Mechanism (CDM) dalam kerangka Kyoto Protocol sebagai antipasi pengurangan dampak perubahan iklim global. Keduanya gatot, alias gagal total. Pada pantauan Tim DP3SN 6 Oktober 2017 saya mendapat info dari petugas bahwa daya yang dihasilkan berkisar 3-4 MW saja. Adapun, melihat lagi ke belakang, CDM yang pernah diupayakan oleh pengelola (2008-2016) dengan PT Pertamina, mitra hitam-putihnya, sudah gatot, gagal total,sama sekali tidak bisa direalisasikan tanpa penjelasan utuh dari PT GTJ (Tjahjadi 2015).




Simak foto kilas balik 2016 PLTSa Nontermal PT NOEL (bawah). PLTSa ini pernah jadi andalan saya untuk promosi teknologi bersih terbarukan ke KSP pada januari 2016 yl.

biotani/promosikan pltsa noninsinerator ke jokowi kpn walhijakarta terlambat
https://www.slideshare.net/biotani/promosikan-pltsa-noninsinerator-ke-jokowi-kpn-walhi-jakarta-terlambat

Published on Mar 6, 2017










Lihat juga

https://www.slideshare.net/biotani/proyek-pritilan-untuk-kurangi-sampah-jakarta-139178114






-o0o--



Tidak ada komentar:

Arsip Blog